Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, senantiasa menyajikan petunjuk dan hikmah bagi kehidupan manusia. Di antara jutaan ayat yang terkandung di dalamnya, terdapat ayat-ayat yang memiliki bobot makna sangat mendalam dan relevan untuk direnungkan setiap saat. Salah satu ayat yang patut menjadi perhatian serius adalah Surat An-Nisa ayat 122.
Ayat ini berbicara tentang janji Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh, sekaligus memberikan peringatan bagi mereka yang melakukan keburukan. Memahami dan meresapi kandungannya dapat memberikan pencerahan spiritual dan panduan moral yang tak ternilai.
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ وَعَدَ اللَّهَ حَقًّا ۚ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan beramal saleh, akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. (Itu) adalah janji yang benar dari Allah. Siapakah yang lebih benar perkataan-Nya daripada Allah?
Ayat 122 Surat An-Nisa ini secara gamblang menegaskan dua pilar utama dalam perjalanan seorang mukmin: keimanan (iman) dan perbuatan baik (amal saleh). Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keimanan yang tulus akan termanifestasi dalam setiap tindakan yang dilakukan, dan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas akan semakin menguatkan pondasi keimanan seseorang.
Allah SWT menjanjikan balasan yang luar biasa bagi mereka yang mampu menggabungkan keduanya. Balasan tersebut adalah surga, tempat kenikmatan abadi yang digambarkan mengalir di bawahnya sungai-sungai. Gambaran surga ini bukan sekadar metafora, melainkan representasi dari kebahagiaan dan kesempurnaan yang tak terbayangkan oleh akal manusia di dunia.
Kata "kekal di dalamnya" menekankan durasi kenikmatan yang tidak berujung. Ini adalah sebuah kepastian yang datang langsung dari Allah SWT, seperti yang ditegaskan dengan kalimat "Itu adalah janji yang benar dari Allah." Penegasan ini sungguh menghadirkan rasa aman dan keyakinan bagi orang-orang beriman, karena sumber janji ini adalah Dzat Yang Maha Benar dan Maha Setia.
Pertanyaan retoris "Siapakah yang lebih benar perkataan-Nya daripada Allah?" menjadi puncak dari penegasan ini. Tidak ada satu pun makhluk, sekaya atau sepintar apapun, yang perkataannya bisa menyamai kebenaran mutlak dari Allah SWT. Ini mendorong kita untuk membandingkan janji Allah dengan janji-janji manusia yang seringkali diingkari atau tidak terwujud. Janji Allah adalah kepastian yang tidak dapat diragukan.
Makna Surat An-Nisa ayat 122 ini sangat relevan untuk direnungkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang penuh godaan dan tantangan, ayat ini berfungsi sebagai pengingat fundamental:
Ayat ini mengajarkan bahwa kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun akhirat, berakar pada dua hal: keyakinan yang kuat kepada Allah dan perbuatan baik yang konsisten. Iman bukan sekadar keyakinan dalam hati, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang sesuai dengan tuntunan agama. Mulai dari ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, hingga muamalah (hubungan antar manusia) yang jujur, adil, dan penuh kasih sayang.
Gambaran surga yang begitu indah dan kenikmatan abadi menjadi motivasi terbesar bagi umat Islam untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Mengetahui bahwa setiap amal saleh yang ikhlas akan dibalas dengan balasan setimpal yang jauh melampaui usaha kita adalah dorongan spiritual yang tak ternilai.
Meskipun ayat ini secara eksplisit menyebutkan janji bagi yang beriman dan beramal saleh, implikasinya juga memberikan peringatan bagi mereka yang enggan beriman atau terus-menerus melakukan perbuatan buruk. Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Adil, dan setiap perbuatan pasti ada pertanggungjawabannya. Menyadari hal ini akan mendorong kita untuk lebih berhati-hati dalam setiap langkah dan ucapan.
Dalam menghadapi kesulitan, musibah, atau kekecewaan, ayat ini mengajarkan untuk senantiasa berpegang teguh pada janji Allah. Ketika manusia seringkali mengecewakan, janji Allah adalah sebuah pelabuhan yang aman dan pasti. Keyakinan ini memberikan kekuatan mental dan spiritual untuk terus bertahan dan optimis.
Surat An-Nisa ayat 122 bukanlah sekadar ayat bacaan, melainkan sebuah prinsip hidup yang fundamental. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara iman di dalam hati dan amal di dalam perbuatan. Janji surga yang kekal menjadi penegas betapa berharganya setiap usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbuat kebaikan kepada sesama. Marilah kita jadikan ayat ini sebagai kompas dalam setiap gerak langkah, agar kita termasuk dalam golongan orang-orang yang dijanjikan kenikmatan abadi di sisi-Nya.