Ambing, atau yang secara medis dikenal sebagai kelenjar mamari, merupakan organ vital pada sapi perah yang bertanggung jawab atas produksi susu. Memahami anatomi ambing secara mendalam sangat penting bagi peternak untuk mengoptimalkan produksi susu, menjaga kesehatan ternak, dan meningkatkan efisiensi manajemen peternakan. Pengetahuan ini membantu dalam identifikasi masalah dini, penanganan yang tepat, serta pemilihan strategi pemuliaan dan pemberian pakan yang sesuai.
Struktur Utama Ambing
Ambing sapi perah umumnya terdiri dari empat kuartil yang identik, masing-masing dengan puting susu (tetikus) sendiri. Meskipun secara visual terlihat sebagai satu kesatuan, secara fungsional dan struktural, setiap kuartil beroperasi relatif independen. Struktur ambing dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama:
- Kelenjar Susu (Mammary Gland Proper): Ini adalah jaringan utama yang memproduksi susu. Terdiri dari alveoli, tubulus, dan duktus laktiferus.
- Sistem Saluran Susu (Teat Duct System): Jaringan saluran yang mengangkut susu dari alveoli menuju tandon ambing dan kemudian keluar melalui puting susu.
- Puting Susu (Teat): Bagian eksternal ambing yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran susu.
- Dukungan Jaringan (Supporting Tissue): Termasuk ligamen suspensori, pembuluh darah, saraf, dan limfatik yang menopang ambing.
Detail Fisiologi dan Anatomi
Di dalam setiap kuartil ambing, terdapat ribuan struktur mikroskopis yang disebut alveoli. Alveoli adalah kantung-kantung kecil yang dilapisi oleh sel-sel epitel glandular yang bertugas mensintesis komponen susu seperti lemak, protein (kasein dan whey), laktosa, serta vitamin dan mineral. Sel-sel ini mendapat pasokan nutrisi dan oksigen dari jaringan pembuluh darah yang sangat kaya di sekitar ambing.
Susu yang diproduksi di alveoli kemudian mengalir ke dalam saluran yang lebih besar yang disebut tubulus, dan selanjutnya masuk ke dalam jaringan saluran yang lebih kompleks, yaitu duktus laktiferus. Kumpulan duktus laktiferus dari berbagai alveoli dalam satu kuartil akan bermuara ke dalam sebuah ruang penampung yang lebih besar yang disebut tandon ambing (udder cistern). Tandon ambing berfungsi sebagai reservoir sementara untuk susu sebelum dikeluarkan.
Dari tandon ambing, susu mengalir ke dalam saluran puting (teat canal) yang kemudian keluar melalui lubang puting susu. Lubang puting ini biasanya ditutup oleh otot sfingter yang kuat untuk mencegah kebocoran susu yang tidak diinginkan dan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam ambing. Pelepasan susu (let-down reflex) dipicu oleh hormon oksitosin, yang dilepaskan sebagai respons terhadap rangsangan seperti pembersihan ambing, suara anak sapi, atau aktivitas pemerahan.
Peran Dukungan dan Vaskularisasi
Secara anatomis, ambing sapi menggantung di bawah perut dan disokong oleh struktur kuat yang disebut ligamen suspensori medial dan ligamen suspensori lateral. Ligamen medial yang kuat memisahkan kedua sisi ambing, sementara ligamen lateral memberikan dukungan yang lebih luas. Kekuatan dan elastisitas ligamen ini sangat penting untuk menahan berat ambing yang penuh susu, terutama pada sapi perah dengan produksi tinggi.
Jaringan pembuluh darah di ambing sangatlah luas dan kompleks. Arteri pudenda interna merupakan pemasok utama darah ke ambing, yang kemudian bercabang menjadi banyak pembuluh darah kecil yang memasok alveoli. Darah yang telah melepaskan nutrisi dan oksigen kemudian dikembalikan melalui vena pudenda interna dan vena ambing (milk vein) yang terlihat jelas di permukaan perut sapi. Vena ambing ini memiliki diameter yang besar untuk menampung aliran darah balik yang masif dari ambing yang aktif memproduksi susu.
Pentingnya Perawatan Ambing
Kesehatan ambing sangat berkorelasi langsung dengan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan. Infeksi pada ambing, yang paling umum dikenal sebagai mastitis, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan kelenjar susu, penurunan produksi, dan perubahan komposisi susu (misalnya, peningkatan sel somatik dan penurunan kadar lemak serta protein).
Oleh karena itu, praktik manajemen yang baik sangatlah krusial. Ini mencakup:
- Kebersihan: Menjaga kebersihan ambing sebelum dan sesudah pemerahan untuk mencegah kontaminasi bakteri.
- Pemerahan yang Benar: Menggunakan teknik pemerahan yang tepat untuk merangsang pelepasan susu tanpa merusak puting susu.
- Pemeriksaan Reguler: Memeriksa ambing secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal peradangan atau cedera.
- Manajemen Pakan dan Lingkungan: Menyediakan pakan yang bergizi seimbang dan lingkungan kandang yang bersih dan nyaman.
Dengan pemahaman yang baik tentang anatomi dan fisiologi ambing, peternak dapat lebih efektif dalam merawat ternaknya, meminimalkan risiko penyakit, dan pada akhirnya mencapai potensi produksi susu yang maksimal.