Dalam Al-Qur'an, Allah SWT. menurunkan ayat-ayat yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Salah satu ayat yang sarat makna dan mengandung peringatan keras adalah Surat An Nisa ayat 120. Ayat ini menjelaskan mengenai tipu daya setan yang senantiasa berusaha menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Memahami makna mendalam dari ayat ini sangat krusial bagi setiap Muslim agar tidak terjerumus dalam kelalaian dan kesesatan yang dijanjikan oleh musuh abadi manusia.
Surat An Nisa ayat 120 berbunyi:
"Setan menjanjikan (kenikmatan dunia) kepada mereka dan menganggur-anggurkan (kesempatan bertobat) kepada mereka, dan setan tidak menjanjikan kepada mereka selain daripada tipuan."
Ayat ini secara gamblang mengungkap strategi setan dalam menggoda manusia. Setan tidak langsung memaksa manusia untuk melakukan kejahatan, melainkan dengan cara yang lebih halus dan licik. Ia membisikkan angan-angan palsu, janji-janji kosong, dan kesenangan duniawi yang semu. Tujuannya adalah agar manusia terlena, melupakan akhirat, dan terus menerus berada dalam kesibukan dunia yang fana. Setan juga memperlambat atau menunda-nunda keinginan seseorang untuk bertobat, seolah-olah masih banyak waktu yang tersisa.
Salah satu cara setan menjanjikan kenikmatan adalah dengan menggoda manusia dengan berbagai bentuk kesenangan duniawi. Mulai dari harta benda, kekuasaan, jabatan, hingga hawa nafsu lainnya. Setan membuat manusia merasa bahwa segala keinginan tersebut adalah hal yang wajar dan sah untuk dikejar. Ia membungkusnya dengan kata-kata manis, menampilkan citra yang menarik, dan menghilangkan pandangan manusia terhadap konsekuensi buruk di baliknya.
Selain itu, setan ahli dalam mengulur-ulur waktu. Ketika seseorang mulai merasa bersalah atas perbuatannya atau memiliki niat untuk bertaubat, setan akan membisikkan, "Ah, nanti saja bertobat. Masih muda. Nanti kalau sudah tua, pasti akan taat." Atau, "Hari ini sedang banyak pekerjaan, besok saja. Lagipula, dosa kecil seperti ini tidak akan diazab." Bisikan-bisikan inilah yang membuat manusia menunda-nunda kesempatan emas untuk kembali kepada Allah. Padahal, ajal bisa datang kapan saja tanpa pemberitahuan.
Surat An Nisa ayat 120 mengingatkan kita bahwa segala janji yang diberikan oleh setan adalah "ghururan", yang berarti tipuan, kebohongan, atau sesuatu yang menipu. Kenikmatan dunia yang ditawarkan setan bersifat sementara dan akan sirna. Yang tersisa hanyalah penyesalan yang mendalam ketika manusia telah menghadap Allah kelak. Setan tidak pernah peduli dengan nasib akhir manusia, asalkan ia berhasil menarik sebanyak mungkin manusia ke dalam neraka bersamanya.
Menyadari adanya tipu daya setan adalah langkah awal yang sangat penting. Setelah itu, kita perlu membekali diri dengan ilmu agama yang benar dan memperkuat iman. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melawan godaan setan berdasarkan pemahaman dari Surat An Nisa ayat 120 dan ajaran Islam lainnya:
Surat An Nisa ayat 120 adalah pengingat abadi bahwa setan adalah musuh yang licik dan selalu berusaha menyesatkan kita. Dengan kesadaran, ilmu, dan pertolongan Allah, kita dapat terhindar dari janji-janji palsunya dan senantiasa berada di jalan yang lurus menuju keridaan-Nya.