Dalam khazanah Islam, Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang terdiri dari 114 surah. Salah satu surah yang memiliki posisi sangat istimewa dan monumental adalah Surah Al Alaq. Pertanyaan mengenai jumlah surah Al Alaq sebenarnya tidak relevan dalam konteks keseluruhan Al-Qur'an, karena Al Alaq hanyalah satu dari sekian banyak surah. Namun, yang membuatnya sangat penting adalah perannya sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Surah Al Alaq, yang namanya diambil dari kata 'alaq' yang berarti segumpal darah atau sesuatu yang melekat, secara definitif memiliki 5 ayat dalam penulisan standar mushaf Utsmani. Meskipun seluruh surah Al Alaq berjumlah 5 ayat, sering kali terdapat pembahasan spesifik mengenai ayat mana yang pertama kali turun dan mana yang menyusul.
Mengapa Surah Al Alaq (96:1-5) begitu krusial? Karena ayat-ayat ini adalah permulaan dari proses kenabian. Ketika Nabi Muhammad SAW sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawakan perintah pertama dari Allah SWT: "Iqra'!" (Bacalah!).
Ayat-ayat yang diturunkan adalah:
Pesan utama dari 5 ayat pertama Surah Al Alaq ini sangat jelas: mengukuhkan pentingnya ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pengakuan terhadap kebesaran Sang Pencipta. Kata "Iqra'" bukan sekadar perintah membaca teks, tetapi merupakan panggilan untuk memahami, meneliti, dan mengembangkan potensi akal yang dianugerahkan Allah. Inilah fondasi peradaban Islam yang sangat menghargai ilmu.
Meskipun secara umum disepakati bahwa Surah Al Alaq adalah surah pertama yang turun, terdapat sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir mengenai urutan pasti ayat mana yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa lima ayat pertama Surah Al Alaq (96:1-5) adalah wahyu pertama. Ayat-ayat ini menekankan urgensi membaca dan pentingnya pena (alat tulis) sebagai sarana pewarisan ilmu. Ini menunjukkan bahwa misi kenabian dimulai dengan penekanan intelektual.
Namun, beberapa riwayat lain menyebutkan bahwa mungkin ada ayat-ayat lain yang turun sesaat sebelum atau sesudah ayat-ayat pembuka Al Alaq. Meskipun demikian, konsensus yang kuat menempatkan pembukaan Al Alaq sebagai titik awal risalah kenabian. Fokus utama pembahasan tetap pada Surah Al Alaq itu sendiri, bukan pada perbandingan jumlah surah lainnya.
Konteks turunnya surah ini di Gua Hira—sebuah tempat penyendirian untuk tafakur—menegaskan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi proses kontemplasi sebelum bertindak. Ketika perintah "Iqra'" datang, ia bukan hanya menunjuk pada kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki Nabi (yang saat itu ummi atau tidak bisa membaca/menulis), tetapi juga merujuk pada membaca ayat-ayat alam semesta ciptaan Allah.
Oleh karena itu, Surah Al Alaq, yang hanya terdiri dari 5 ayat tersebut, menjadi landasan filosofis bagi umat Islam untuk terus belajar sepanjang hayat. Penekanan pada "qalam" (pena) adalah pengakuan bahwa pengetahuan harus didokumentasikan, diajarkan, dan diwariskan, memastikan bahwa kebenaran tidak hilang ditelan waktu.
Menjawab pertanyaan inti mengenai jumlah surah Al Alaq, perlu ditekankan sekali lagi bahwa Al Alaq adalah satu surah tunggal di dalam Al-Qur'an, dan surah ini memiliki 19 ayat secara keseluruhan. Namun, lima ayat pertamanya adalah yang paling monumental karena merupakan wahyu pertama. Perbedaan penyebutan jumlah ayat ini (5 ayat vs 19 ayat total) tergantung pada apakah kita merujuk pada bagian awal yang turun pertama kali atau jumlah total ayat yang ada saat ini dalam mushaf. Untuk keperluan sejarah kenabian, fokus sering tertuju pada 5 ayat pertama.