Memahami Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Antasida

Penyakit Refluks Gastroesofagus, atau yang lebih dikenal sebagai GERD, adalah kondisi kronis yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung secara berulang-ulang naik kembali (refluks) ke kerongkongan, yaitu saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Kerongkongan kita umumnya tidak dirancang untuk menahan sifat asam dari isi lambung, sehingga refluks yang sering dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan kerusakan jangka panjang pada lapisan kerongkongan.

Apa yang Menyebabkan GERD?

Penyebab utama GERD seringkali terkait dengan sfingter esofagus bawah (LES). LES adalah katup otot yang berfungsi seperti pintu satu arah, membuka saat makanan turun dan menutup rapat setelahnya. Pada penderita GERD, LES ini mungkin melemah atau menjadi kendur, memungkinkannya terbuka secara tidak semestinya. Faktor risiko lain termasuk obesitas, merokok, kehamilan, konsumsi makanan tertentu (seperti makanan pedas atau berlemak), dan beberapa obat-obatan.

Gejala klasik GERD adalah rasa terbakar di dada yang sering disebut sensasi "heartburn". Namun, gejala bisa bervariasi dan juga mencakup regurgitasi makanan atau cairan asam ke tenggorokan, kesulitan menelan (disfagia), nyeri dada non-jantung, dan batuk kronis. Jika gejala ini terjadi dua kali seminggu atau lebih, kemungkinan besar Anda mengalami GERD dan perlu penanganan medis.

LES (Lemah) Asam Naik Perut Esofagus

Ilustrasi medis sederhana menunjukkan asam lambung yang naik dari lambung melewati katup LES yang lemah menuju ke kerongkongan, menyebabkan iritasi.

Peran Antasida dalam Penanganan GERD

Ketika gejala GERD muncul, penanganan lini pertama yang paling sering digunakan adalah antasida. Antasida adalah obat bebas (over-the-counter) yang bekerja dengan cepat untuk menetralkan asam lambung yang sudah ada. Obat ini biasanya mengandung senyawa basa seperti magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, atau kalsium karbonat.

Mekanisme kerjanya sangat sederhana: asam (pH rendah) bereaksi dengan basa (antasida) dan menghasilkan garam serta air, yang pada akhirnya meningkatkan pH di dalam lambung dan mengurangi rasa perih akibat iritasi di kerongkongan bagian bawah. Keunggulan utama antasida adalah kecepatan kerjanya; bantuan sering dirasakan dalam hitungan menit.

Keterbatasan dan Kapan Harus Mencari Bantuan Lanjut

Meskipun efektif untuk meredakan gejala sesaat, penting untuk dipahami bahwa antasida tidak mengobati akar penyebab GERD. Mereka hanya menawarkan bantuan sementara. Antasida tidak mengurangi produksi asam lambung dan tidak memperbaiki fungsi LES yang lemah.

Oleh karena itu, antasida paling cocok untuk meredakan refluks sesekali atau gejala ringan. Jika Anda memerlukan antasida lebih dari dua kali seminggu secara rutin, ini adalah indikasi kuat bahwa Anda memerlukan pengobatan jangka panjang yang lebih efektif, seperti penghambat pompa proton (PPI) atau penghambat reseptor H2, yang bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang diproduksi oleh lambung. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, menghindari pemicu makanan, dan meninggikan kepala tempat tidur sangat penting dalam manajemen GERD jangka panjang.

Jika gejala terus berlanjut meskipun sudah menggunakan antasida secara teratur, atau jika Anda mengalami gejala mengkhawatirkan seperti muntah darah, penurunan berat badan yang tidak disengaja, atau nyeri menelan yang parah, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan GERD yang tepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius seperti esofagitis erosif atau esofagus Barrett.

🏠 Homepage