Memahami Jumlah Jam Mengajar Kurikulum Merdeka MTs

Kurikulum

Ilustrasi representasi jam pelajaran dalam Kurikulum Merdeka.

Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah Tsanawiyah (MTs) membawa perubahan signifikan dalam struktur pembelajaran, termasuk penyesuaian pada alokasi waktu atau jumlah jam mengajar. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang cenderung kaku dalam pembagian mata pelajaran, Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas lebih besar. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang lebih luas bagi guru dan siswa untuk eksplorasi, pendalaman materi, serta pengembangan kompetensi abad ke-21.

Pergeseran Paradigma dalam Alokasi Waktu

Salah satu poin penting dalam Kurikulum Merdeka adalah pergeseran fokus dari kuantitas jam pelajaran menjadi kualitas interaksi dan pencapaian tujuan pembelajaran. Meskipun demikian, struktur dasar alokasi waktu tetap menjadi pedoman agar capaian kurikulum dapat terpenuhi secara efektif. Untuk tingkat MTs, penentuan jumlah jam mengajar tidak lagi sekadar melihat jumlah jam per mata pelajaran secara linier, tetapi juga mempertimbangkan alokasi waktu untuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan pengembangan diri siswa.

Struktur Jam Mengajar di MTs Kurikulum Merdeka

Secara umum, struktur Kurikulum Merdeka di MTs membagi alokasi waktu menjadi beberapa komponen utama. Jumlah jam mengajar yang dialokasikan untuk setiap guru akan sangat bergantung pada mata pelajaran yang diajarkan serta beban tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas atau koordinator program.

1. Jam Mengajar Intrakurikuler

Ini adalah jam pelajaran utama yang didedikasikan untuk penyampaian materi esensial dalam setiap mata pelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, jumlah jam tatap muka per mata pelajaran bisa lebih fleksibel dibandingkan kurikulum sebelumnya. Guru diberikan keleluasaan untuk mengatur durasi per sesi atau memadatkan materi agar lebih mendalam, sesuai dengan kebutuhan diferensiasi pembelajaran di kelas.

Sebagai contoh, mata pelajaran seperti Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Arab masih menjadi inti. Namun, guru dapat mengalokasikan waktu lebih banyak untuk proyek berbasis masalah (PjBL) atau pembelajaran kooperatif yang membutuhkan waktu lebih lama namun hasilnya lebih bermakna bagi siswa.

2. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Komponen ini menjadi pembeda utama Kurikulum Merdeka. Alokasi waktu untuk P5 bersifat mandatori dan di luar jam pelajaran reguler. Proyek ini dirancang untuk menguatkan pencapaian kompetensi karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Guru mungkin ditugaskan untuk menjadi fasilitator proyek ini, yang mana beban kerjanya harus diperhitungkan dalam total jam mengajar mereka.

Jumlah jam untuk P5 biasanya ditetapkan secara terpusat per semester atau tahun ajaran, namun pelaksanaan jamnya bisa terintegrasi atau dilaksanakan dalam blok waktu khusus. Guru yang memfasilitasi P5 akan memiliki tanggung jawab tambahan di luar mengajar mata pelajaran.

3. Jam Kegiatan Lainnya

Selain dua komponen utama di atas, terdapat alokasi waktu untuk kegiatan pengembangan diri siswa, bimbingan konseling, dan kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun tidak selalu diisi oleh guru mata pelajaran secara langsung, struktur ini memengaruhi total alokasi waktu di madrasah.

Implikasi bagi Guru MTs

Guru MTs yang mengajar dalam Kurikulum Merdeka perlu beradaptasi dengan fleksibilitas jam mengajar ini. Beban kerja tidak lagi diukur semata-mata dari jumlah jam tatap muka di depan kelas. Guru dituntut lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang berdiferensiasi dan mengintegrasikan elemen profil pelajar pancasila.

Perhitungan jam mengajar kini mencakup:

Fleksibilitas ini memberikan peluang besar bagi inovasi pengajaran. Namun, ini juga menuntut guru untuk lebih proaktif dalam manajemen waktu dan perencanaan pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa jumlah jam mengajar yang dialokasikan tetap efektif dalam mencapai kompetensi yang diharapkan tanpa membuat siswa merasa terbebani oleh durasi pembelajaran yang terlalu panjang atau sebaliknya, terlalu singkat.

Kesimpulan

Jumlah jam mengajar dalam Kurikulum Merdeka MTs bersifat dinamis dan adaptif. Fokusnya bergeser dari kepatuhan terhadap silabus kaku menjadi pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih kontekstual dan berpusat pada siswa. Guru diharapkan mampu mengelola waktu secara bijak, mengintegrasikan proyek P5, serta memanfaatkan fleksibilitas alokasi waktu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna dan holistik bagi peserta didik di jenjang madrasah tsanawiyah.

🏠 Homepage