Ilustrasi Huruf yang Terpisah Visualisasi huruf-huruf yang tidak menyatu dalam rangkaian kata. ا د ر ز و + ه

Jumlah Huruf Hijaiyah yang Tidak Bisa Disambung

Dalam mempelajari bacaan Al-Qur'an maupun Bahasa Arab, pemahaman mendalam mengenai karakteristik setiap huruf sangatlah fundamental. Salah satu aspek krusial dalam morfologi (bentuk) huruf hijaiyah adalah kemampuan mereka untuk menyambung (bersambung) dengan huruf di depannya maupun di belakangnya. Namun, tidak semua huruf memiliki sifat sosial yang sama dalam membentuk kata. Terdapat sekelompok huruf yang memiliki karakter 'kaku' atau 'individualis', yang menyebabkan mereka tidak bisa disambung dengan huruf yang datang setelahnya.

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: jumlah huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung itu ada berapa? Jawabannya relatif pasti dalam ilmu tajwid dan tata bahasa Arab. Terdapat enam (6) huruf yang memiliki karakteristik ini. Keenam huruf ini, meskipun dapat menerima sambungan dari huruf sebelumnya (kecuali di awal kata), mereka tidak akan pernah mengulurkan 'tangan' untuk disambung oleh huruf yang mengikutinya.

Mengapa Ada Huruf yang Tidak Mau Bersambung?

Karakteristik ini berkaitan dengan bentuk asli huruf tersebut dan bagaimana mereka berinteraksi dalam rangkaian tulisan. Dalam tulisan Arab, huruf umumnya berada dalam empat bentuk: terpisah (individual), awal, tengah, dan akhir. Huruf yang tergolong tidak bisa disambung cenderung hanya memiliki dua bentuk utama: individual (jika di awal atau terisolasi) dan bentuk akhir (jika didahului huruf lain).

Hal ini terjadi karena struktur anatomis visual huruf tersebut memang didesain sedemikian rupa sehingga sambungan dari sisi kanan (sebagai penerima) dimungkinkan, namun sambungan dari sisi kiri (sebagai pemberi) tidak ada. Jika dipaksakan menyambung, bentuk visual huruf tersebut akan rusak atau akan berubah menjadi huruf lain.

Enam Huruf yang Kaku (Huruf Dzaq’ah)

Enam huruf yang dimaksud dikenal juga sebagai huruf penghalang atau dalam beberapa konteks disebut sebagai huruf yang termasuk dalam kategori *Dzaq’ah*. Mereka adalah:

Keenam huruf inilah yang selalu berdiri sendiri atau hanya bersambung dengan huruf di depannya. Misalnya, ketika huruf Dal (د) diikuti oleh huruf Ba (ب), Dal akan tetap dalam bentuk akhirnya, dan Ba akan mengambil posisi awalnya: (د + ب = دب), bukan (دب).

Pengecualian dan Catatan Penting: Huruf Haa (ه)

Seringkali terjadi kebingungan mengenai posisi huruf Haa (ه). Secara umum, huruf Haa (ه) dapat bersambung baik di awal, tengah, maupun akhir kata. Namun, ada satu kondisi spesifik yang membuatnya sering disalahpahami sebagai huruf yang tidak bisa disambung, yaitu ketika ia muncul dalam bentuk terpisah (seperti pada kata ganti orang ketiga tunggal 'hu' atau 'hi' di akhir kata, misalnya: كتابُه).

Pada dasarnya, bentuk Haa yang terpisah (seperti pada kata 'Waw' atau 'Alif') adalah bentuk akhirnya, yang terjadi karena huruf sebelumnya adalah salah satu dari enam huruf yang sudah disebutkan di atas. Misalnya, dalam kata 'Kitabuhu' (كتابُه), huruf Waw (و) tidak bisa disambung dengan Haa, sehingga Haa kembali ke bentuk individualnya, bukan berarti Haa itu sendiri adalah huruf yang secara inheren tidak bisa disambung. Haa adalah huruf yang bisa disambung.

Implikasi dalam Ilmu Tajwid

Memahami enam huruf ini sangat penting dalam tajwid, terutama ketika mempelajari hukum Nun Sukun dan Tanwin. Ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf ini, hukum yang berlaku adalah Izhhar Halqi (dibaca jelas), asalkan huruf tersebut adalah huruf tenggorokan (Alif/Hamzah, Ha, Ain, Ghain, Ha, Kha). Namun, dalam konteks penyambungan huruf, enam huruf ini (Alif, Dal, Dzal, Ra, Zay, Waw) adalah penghalang fisik dalam rangkaian penulisan yang membentuk satu kata. Kesalahan dalam menyambungnya akan menghasilkan ketidaktepatan dalam membaca dan menulis Bahasa Arab standar.

Secara ringkas, jika Anda diminta menyebutkan jumlah huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung, jawabannya adalah enam, yaitu Alif, Dal, Dzal, Ra, Zay, dan Waw. Penguasaan terhadap karakteristik ini adalah langkah penting menuju kefasihan dalam membaca teks Arab.

🏠 Homepage