Dalam tradisi masyarakat Jawa, pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan, melainkan juga penyatuan dua keluarga besar. Oleh karena itu, berbagai aspek yang berkaitan dengan kelancaran dan keharmonisan rumah tangga sangat diperhatikan, termasuk melalui metode hitungan Jawa untuk menikah. Hitungan ini dipercaya dapat memprediksi kecocokan antara calon mempelai, meminimalisir potensi konflik, dan memastikan kelangsungan hubungan yang langgeng.
Metode hitungan Jawa untuk pernikahan umumnya melibatkan pencocokan neptu (nilai angka) dari hari lahir dan pasaran kedua calon mempelai. Neptu ini diyakini memiliki energi dan pengaruh yang berbeda-beda. Dengan menjumlahkan neptu keduanya, kemudian dibagi dengan angka tertentu, akan didapatkan sebuah hasil yang kemudian diinterpretasikan.
Setiap hari dalam kalender Jawa memiliki nilai neptu tersendiri. Begitu pula dengan pasaran dalam kalender Masehi yang juga memiliki nilai neptu. Penggabungan hari dan pasaran ini menjadi dasar perhitungan. Berikut adalah tabel neptu yang umum digunakan:
Untuk mendapatkan neptu gabungan seorang individu, jumlahkan neptu hari lahirnya dengan neptu pasarannya. Misalnya, seseorang yang lahir pada hari Selasa Kliwon memiliki neptu 3 (Selasa) + 8 (Kliwon) = 11.
Setelah mengetahui neptu dari masing-masing calon mempelai, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan:
Setiap angka sisa dari pembagian dengan 7 memiliki arti tersendiri yang dapat memberikan gambaran tentang potensi pernikahan:
Meskipun hitungan Jawa ini telah dipercaya turun-temurun dan menjadi panduan bagi banyak orang, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah sebuah metode tradisional. Hasil perhitungan sebaiknya dijadikan sebagai bahan pertimbangan, bukan sebagai penentu mutlak nasib sebuah pernikahan. Hubungan yang harmonis dan langgeng dibangun atas dasar cinta, saling pengertian, komunikasi yang baik, komitmen, dan doa.
Banyak pasangan yang secara hitungan Jawa mungkin tidak "cocok" namun tetap mampu membangun rumah tangga yang bahagia dan penuh berkah. Sebaliknya, pasangan yang secara hitungan "cocok" pun tetap membutuhkan usaha keras untuk menjaga keharmonisan. Oleh karena itu, hadapi hitungan ini dengan pikiran terbuka, manfaatkan sebagai saran, namun jangan biarkan ia membatasi niat baik dan kebahagiaan Anda dalam membina rumah tangga.
Jika hasil hitungan menunjukkan potensi masalah, janganlah berkecil hati. Lakukanlah konsultasi dengan orang yang lebih bijak atau tokoh adat yang memahami seluk-beluk hitungan Jawa. Seringkali, ada cara atau ritual tertentu yang bisa dilakukan untuk menolak bala atau memperbaiki potensi buruk yang terdeteksi dari hasil hitungan. Yang terpenting adalah niat tulus untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.