Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dalam penanganan DBD, salah satu pengobatan tradisional yang sering dianjurkan adalah konsumsi angkak. Angkak, atau beras ragi merah, dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi dalam membantu pemulihan penderita DBD. Namun, penting untuk mengetahui cara menyajikan angkak yang tepat agar khasiatnya optimal dan aman dikonsumsi.
Angkak adalah beras yang telah difermentasi menggunakan jamur Monascus purpureus. Proses fermentasi ini menghasilkan pigmen merah yang khas dan senyawa bioaktif yang bermanfaat. Secara tradisional, angkak telah lama digunakan dalam pengobatan Tiongkok untuk berbagai kondisi, termasuk meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan kolesterol, dan sebagai agen anti-inflamasi.
Pada kasus Demam Berdarah Dengue, angkak dipercaya dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit yang seringkali menurun drastis pada penderita. Meskipun belum ada penelitian medis berskala besar yang secara definitif membuktikan khasiat angkak dalam menaikkan trombosit pada pasien DBD, banyak laporan anekdotal dan pengalaman masyarakat yang menunjukkan perbaikan kondisi. Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antioksidannya juga dapat mendukung proses penyembuhan tubuh.
Sebelum menyajikan angkak, pastikan Anda memilih produk yang berkualitas baik. Beberapa tips dalam memilih angkak:
Ada beberapa cara efektif untuk menyajikan angkak agar mudah dikonsumsi oleh penderita DBD, terutama bagi mereka yang mungkin kehilangan nafsu makan atau merasa mual. Kuncinya adalah membuatnya mudah dicerna dan tetap menarik.
Ini adalah cara paling tradisional dan sederhana:
Tips: Anda bisa menambahkan sedikit madu murni (setelah air rebusan tidak terlalu panas) untuk menambah rasa manis dan manfaatnya. Hindari menambahkan gula berlebih.
Metode ini sangat direkomendasikan karena dapat menutupi rasa 'anyir' angkak dan membuat minuman lebih menyegarkan:
Catatan: Jika menggunakan angkak bubuk, pastikan bubuknya benar-benar halus agar mudah larut. Jika menggunakan rebusan, gunakan air rebusan yang sudah dingin.
Bagi penderita yang kesulitan minum, angkak bisa disajikan dalam bentuk makanan:
Metode ini membuat konsumsi angkak menjadi lebih 'menyatu' dengan asupan makanan.
Penting: Angkak adalah pengobatan pendukung. Penanganan utama DBD tetap harus dilakukan di bawah pengawasan medis profesional. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala DBD.
Dosis dan frekuensi konsumsi angkak dapat bervariasi, namun umumnya disarankan:
Namun, selalu bijak untuk menyesuaikan dosis dan frekuensi berdasarkan respons tubuh dan anjuran dari tenaga kesehatan.
Meskipun bermanfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait konsumsi angkak:
Menyajikan angkak dengan cara yang benar dapat membantu memaksimalkan manfaatnya dalam mendukung proses pemulihan penderita Demam Berdarah Dengue. Dengan kombinasi nutrisi yang tepat dan perawatan medis yang memadai, semoga pemulihan dapat berjalan lebih baik.