Ilustrasi sederhana amplop angpao
Dalam berbagai budaya Asia, terutama yang dipengaruhi tradisi Tionghoa, amplop merah yang dikenal sebagai angpao (atau hongbao) memegang peranan yang sangat signifikan. Angpao bukan sekadar amplop berisi uang, melainkan pembawa harapan, restu, dan simbol keberuntungan yang diwariskan turun-temurun. Warna merahnya yang menyala dianggap mampu mengusir roh jahat dan menarik energi positif.
Pemberian angpao keberuntungan biasanya dilakukan pada momen-momen penting dalam kehidupan, seperti perayaan Tahun Baru Imlek, pernikahan, kelahiran bayi, dan ulang tahun orang tua atau sesepuh. Uang yang dimasukkan ke dalamnya dipercaya membawa berkah serta harapan agar penerima senantiasa dilimpahi kemakmuran sepanjang tahun.
Warna merah pada amplop adalah kunci utama filosofinya. Di banyak tradisi Asia, merah melambangkan vitalitas, kebahagiaan, dan keberanian. Ketika uang baru atau uang segar diletakkan di dalamnya, nilai simbolisnya meningkat. Ini bukan tentang nilai nominal uang, melainkan tentang mentransfer energi positif dan harapan baik dari pemberi kepada penerima.
Selain warna, dekorasi pada amplop juga penting. Seringkali kita melihat karakter Hanzi seperti "Fu" (福) yang berarti 'berkah' atau 'keberuntungan'. Kombinasi antara warna merah yang mengusir nasib buruk dan simbol keberuntungan yang menarik kemakmuran inilah yang menjadikan angpao keberuntungan begitu istimewa. Angpao yang diberikan harus dalam kondisi sempurna; amplop yang lusuh atau rusak dianggap membawa nasib buruk.
Meskipun tujuannya adalah berbagi kebahagiaan, ada beberapa etiket umum yang perlu diperhatikan saat memberikan angpao keberuntungan, terutama dalam konteks perayaan seperti Imlek. Pertama, jumlah uang yang diberikan harus selalu dalam angka genap, karena angka ganjil sering dikaitkan dengan upacara pemakaman. Kedua, hindari pemberian uang dengan angka empat (empat melambangkan kematian dalam dialek Tionghoa). Angka delapan (yang bunyinya mirip dengan kemakmuran) sangat dianjurkan.
Pemberian angpao juga biasanya melibatkan hierarki. Orang dewasa yang sudah menikah akan memberikan kepada anak-anak yang belum menikah, dan karyawan mungkin menerimanya dari bos mereka. Angpao ini berfungsi sebagai cara menghormati yang lebih tua dan memberkati yang lebih muda. Penerima diharapkan menerima amplop dengan kedua tangan sebagai bentuk rasa hormat.
Seiring dengan kemajuan teknologi, konsep angpao keberuntungan tidak lekang oleh waktu, namun bentuknya mulai beradaptasi. Kini, banyak platform pembayaran digital menawarkan fitur 'amplop digital' atau 'e-angpao'. Meskipun bentuk fisiknya hilang, niat di baliknya tetap sama: menyalurkan berkah dan keberuntungan secara cepat dan praktis. Bahkan dalam format digital, desain amplop sering kali masih mengusung warna merah cerah dan ornamen tradisional.
Pada intinya, terlepas dari media yang digunakan—apakah amplop kertas tradisional atau dompet digital—esensi dari angpao keberuntungan adalah tentang koneksi interpersonal, berbagi harapan, dan memperkuat ikatan sosial melalui gestur kemurahan hati. Uang di dalamnya adalah simbol fisik dari doa baik yang tulus dari hati pemberi.