Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, merupakan sumber petunjuk dan kebijaksanaan abadi yang senantiasa relevan di setiap zaman. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang sarat makna, salah satunya adalah Surah An Nisa ayat 81. Ayat ini sering kali dibaca dan direnungkan oleh kaum Muslimin karena memuat pesan penting mengenai tanggung jawab, ketaatan, dan konsekuensi dari tindakan seseorang di hadapan Allah SWT.
"Mereka (orang-orang munafik) memperlihatkan kehidupannya kepada manusia dan tidak menyembunyikan (keadaan) dirinya kepada Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika mereka merencanakan malam hari apa yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) apa yang mereka kerjakan."
Surah An Nisa, yang berarti "Wanita", secara umum membahas berbagai hukum dan panduan terkait keluarga, hak-hak wanita, serta berbagai aspek kehidupan sosial dalam masyarakat Islam. Ayat 81 ini secara khusus menyoroti sifat dan perilaku kaum munafik. Kaum munafik adalah mereka yang secara lahiriah menyatakan keimanan, namun di dalam hati mereka menyimpan keraguan atau bahkan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Mereka cenderung melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, namun berusaha menyembunyikannya dari pandangan manusia.
Ayat ini menggambarkan ketidaksesuaian antara apa yang diperlihatkan kaum munafik kepada manusia dan apa yang sebenarnya tersembunyi dalam diri mereka. Mereka berani menampilkan diri di hadapan orang lain, melakukan aktivitas yang terlihat normal atau bahkan dianggap baik, namun perbuatan dan niat tersembunyi mereka tidak lepas dari pengawasan Allah SWT.
Frasa "Mereka (orang-orang munafik) memperlihatkan kehidupannya kepada manusia" menunjukkan bahwa mereka peduli dengan citra di mata masyarakat. Mereka ingin terlihat baik, patuh, atau setidaknya tidak dicurigai. Hal ini sering kali menjadi ciri khas orang yang memiliki niat buruk atau kemunafikan; mereka lebih mementingkan penilaian manusia daripada penilaian Sang Pencipta.
Namun, ayat ini segera menimpalinya dengan pernyataan penting: "dan tidak menyembunyikan (keadaan) dirinya kepada Allah". Ini adalah inti dari kemunafikan yang sesungguhnya. Meskipun mereka berusaha menipu manusia, mereka tidak mampu menyembunyikan apa pun dari Allah SWT. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang diucapkan maupun yang dipendam dalam hati.
Pernyataan "padahal Allah beserta mereka, ketika mereka merencanakan malam hari apa yang tidak diridhai-Nya" menekankan bahwa keberadaan Allah tidak membuat mereka jera untuk berbuat maksiat. Bahkan ketika mereka berkumpul secara sembunyi-sembunyi di malam hari untuk merencanakan sesuatu yang dibenci Allah, Allah tetap bersama mereka dalam artian pengetahuan-Nya, pengawasan-Nya, dan kemampuan-Nya untuk menjangkau mereka. Ini bukan berarti Allah ridha atau mendukung perbuatan mereka, melainkan menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi mereka untuk bersembunyi dari-Nya.
Ayat diakhiri dengan firman Allah, "Dan Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) apa yang mereka kerjakan." Kata "meliputi" (muhith) menunjukkan keluasan ilmu Allah yang mencakup segala sesuatu, tidak ada sedikit pun dari perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. Setiap rencana, setiap bisikan hati, setiap gerakan anggota tubuh, semuanya tercatat dan diketahui oleh Allah.
An Nisa ayat 81 memberikan beberapa pelajaran berharga bagi setiap Muslim:
Ilustrasi makna Surah An Nisa ayat 81: Pengawasan Allah yang meliputi segala perbuatan.
Memahami dan merenungkan An Nisa ayat 81 adalah langkah penting dalam mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat agar kita senantiasa menjaga niat, lisan, dan perbuatan kita, karena hanya kepada Allah kita akan kembali dan dimintai pertanggungjawaban. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk menjadi hamba yang ikhlas dan bertakwa.