Surah An-Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan sarat dengan ajaran-ajaran fundamental mengenai hukum, etika, serta pedoman hidup bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang mendalam, rentang ayat 80 hingga 90 memiliki kedudukan penting, membahas tentang penerimaan wahyu, tanggung jawab individu, dan sikap terhadap orang lain, terutama dalam konteks perdamaian dan keadilan.
Ayat 80 Surah An-Nisa menegaskan sebuah prinsip esensial: "Barangsiapa yang mengikuti Rasul, sesungguhnya ia telah mengikuti Allah..." Ayat ini secara lugas menjelaskan bahwa ketaatan kepada Rasulullah Muhammad SAW adalah manifestasi dari ketaatan kepada Allah SWT. Ajaran dan sunnah beliau merupakan perwujudan dari wahyu ilahi yang diturunkan untuk membimbing umat manusia. Pemahaman ini menekankan betapa krusialnya menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama dalam menjalani kehidupan, baik dalam urusan pribadi maupun sosial.
Pesan ini mengajak setiap Muslim untuk tidak hanya sekadar membaca atau mendengar tentang ajaran Islam, tetapi juga mengamalkannya secara sungguh-sungguh. Ketaatan ini bukan bersifat indoktrinasi buta, melainkan sebuah keyakinan yang didasari oleh pemahaman mendalam tentang hikmah di balik setiap perintah dan larangan-Nya. Dengan mengikuti Rasul, umat Islam diarahkan untuk mencapai kesempurnaan akhlak dan kehidupan yang diridhai Allah.
Selanjutnya, ayat 81 dan 82 Surah An-Nisa menggarisbawahi tentang bagaimana seseorang harus bersikap ketika dihadapkan pada sebuah perintah atau larangan. Dikatakan, "Dan mereka berkata: 'Kami mendengar dan kami menaati'." Ini adalah respon ideal seorang mukmin terhadap firman Allah dan Rasul-Nya. Sikap "mendengar dan menaati" menunjukkan kerelaan hati untuk tunduk pada kebenaran, tanpa banyak bertanya atau menunda-nunda pelaksanaan.
Namun, Al-Qur'an juga memberikan peringatan terhadap mereka yang pura-pura mendengar namun tidak sungguh-sungguh menaati. Ayat 83 Surah An-Nisa menyebutkan, "Dan apabila datang kepada mereka suatu urusan yang aman atau ketakutan, sedang mereka mengetahuinya, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka men''''''alkannya kepada Rasul dan kepada orang-orang yang berilmu di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran (mengetahuinya) dari mereka..." Ayat ini mengajarkan pentingnya kebijaksanaan dalam menyebarkan informasi, terutama yang menyangkut urusan penting dan sensitif. Informasi harus disampaikan kepada sumber yang tepat agar tidak menimbulkan fitnah atau kesalahpahaman.
Rentang ayat ini juga menyentuh aspek-aspek praktis dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk ketika menghadapi situasi konflik atau perjanjian. Ayat 84 Surah An-Nisa menyatakan, "Maka perangilah di jalan Allah orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Ayat ini menjadi pedoman dalam berjihad atau berperang. Perang dibenarkan hanya sebagai respons terhadap agresi dan harus dilakukan dengan menjaga batas-batas moral, tanpa melakukan kekejaman atau melampaui apa yang diizinkan.
Lebih lanjut, ayat 85 dan 86 berbicara tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan solidaritas. Ayat 85 menegaskan bahwa siapa saja yang memberikan syafa'at (pertolongan) yang baik, ia akan mendapatkan bagian pahala darinya. Sebaliknya, siapa yang memberikan syafa'at yang buruk, ia akan menanggung dosa dari keburukan itu. Ini mengajarkan kita untuk selalu berupaya memberikan kontribusi positif bagi sesama. Ayat 86 kemudian menyerukan agar setiap muslim membalas salam dengan yang lebih baik atau setidaknya yang setara, serta menganjurkan untuk berinfak dan tidak takut kekurangan.
Puncak dari ajaran dalam rentang ayat ini adalah penegasan pada ayat 87-90 yang menguraikan konsekuensi dari setiap tindakan. Allah SWT mengingatkan bahwa Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Oleh karena itu, penting bagi setiap hamba untuk senantiasa berlaku adil dan jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Ayat 88-90 secara khusus mengingatkan kepada orang-orang munafik dan orang-orang yang berbuat dosa untuk kembali kepada jalan yang benar, sambil menjelaskan bahwa setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang telah diperbuat.
Secara keseluruhan, Surah An-Nisa ayat 80-90 memberikan panduan komprehensif bagi umat Islam. Mulai dari penguatan akidah melalui ketaatan kepada Rasul, pentingnya kebijaksanaan dalam berkomunikasi, etika dalam berperang, hingga penekanan pada solidaritas sosial dan tanggung jawab individu. Ayat-ayat ini merupakan pengingat abadi untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya, serta berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam setiap aspek kehidupan.