Ilustrasi: Penekanan pada pertolongan dan perlindungan ilahi.
Surah An-Nasr (Pertolongan) adalah salah satu surah pendek namun padat makna dalam Al-Qur'an, terdiri dari tiga ayat. Ayat kedua dari surah ini seringkali menjadi fokus perenungan mendalam bagi umat Islam karena mengandung pesan penting mengenai realitas kemenangan dan pertolongan Allah.
Terjemahan Ayat 2: "dan kemenangan telah datang."
Ayat kedua ini, "إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ" (Idza jaa'a nashrullahi wal fath), seringkali dipahami bersamaan dengan ayat pertama yang berbicara tentang datangnya pertolongan Allah dan penaklukan (Fath). Namun, jika kita menganalisisnya secara terpisah—meskipun dalam konteks kesatuan surah—ayat kedua ini menegaskan momentum penting dalam sejarah Islam: realisasi janji pertolongan ilahi.
Para mufassir umumnya sepakat bahwa surah ini diturunkan setelah peristiwa penaklukan Kota Mekah (Fathu Makkah), sebuah momen krusial yang menandai puncak kemenangan kaum Muslimin dan penegasan Islam sebagai agama yang dominan di Jazirah Arab. Ayat ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah peringatan dan instruksi spiritual.
Ketika pertolongan (Nashr) dan penaklukan (Fath) datang, itu adalah bukti nyata bahwa doa dan usaha keras Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya tidak sia-sia. Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan manusia semata, melainkan murni karunia dan pertolongan langsung dari Allah SWT. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa di balik setiap keberhasilan besar, sumber kekuatannya selalu berasal dari Sang Pencipta.
Dalam konteks spiritual pribadi, ayat kedua ini mengajak setiap mukmin untuk mengenali dan mengakui setiap kemenangan kecil maupun besar dalam hidup mereka sebagai pertolongan dari Allah. Hidup seringkali dipenuhi perjuangan, baik melawan musuh luar maupun hawa nafsu (jihad an-nafs). Ketika seseorang berhasil melewati cobaan, mencapai tujuan yang mulia, atau mampu menahan diri dari keburukan, itu adalah bentuk "Nashr" dan "Fath" pribadi.
Ayat ini mengajarkan kerendahan hati pasca kesuksesan. Begitu pertolongan itu tiba—seperti yang diisyaratkan oleh ayat ketiga selanjutnya (yaitu untuk beristighfar dan bertasbih)—seorang Muslim diingatkan untuk tidak berbangga diri atau lupa daratan. Sebaliknya, kesuksesan seharusnya mendorong peningkatan ibadah dan rasa syukur. Keindahan surah ini terletak pada urutan logisnya: pengakuan datangnya pertolongan, diikuti dengan perintah untuk bersyukur atas pertolongan tersebut.
Memahami An-Nasr ayat 2 adalah tentang menyadari bahwa kemenangan sejati adalah kemenangan yang dimenangkan dengan izin dan bantuan dari Allah. Ini menanamkan keyakinan teguh bahwa selama seorang hamba taat dan berjuang di jalan-Nya, pertolongan itu pasti akan datang pada waktu yang paling tepat, meskipun mungkin tampak sulit dijangkau pada awalnya.
Ayat ini menenangkan jiwa yang sedang berjuang. Ketika perjuangan terasa berat, mengingat janji pertolongan Allah yang telah terbukti dalam sejarah besar umat Islam memberikan kekuatan baru. Pertolongan tersebut bisa berupa kemudahan dalam urusan, terbukanya jalan buntu, atau ketenangan batin di tengah kekacauan. Dengan demikian, An-Nasr ayat 2 menjadi pilar harapan dan motivasi untuk terus beramal saleh, menanti datangnya pertolongan ilahi dalam setiap aspek kehidupan.
Ayat ini juga menegaskan pola universal dalam dakwah Islam: perjuangan selalu diikuti oleh hasil positif jika dilakukan dengan ikhlas. Penekanan pada "Fath" (penaklukan/pembukaan) menunjukkan bahwa jalan yang tertutup akan terbuka ketika pertolongan ilahi hadir. Ayat ini adalah jaminan bahwa ketaatan pada perintah Allah tidak akan pernah berakhir sia-sia.