Dalam lanskap digital yang semakin cepat, elemen visual memiliki peran krusial dalam menarik perhatian audiens. Salah satu teknik yang telah bertahan lama dan terus berevolusi adalah penggunaan **tulisan bergerak**, atau yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai *marquee*. Meskipun implementasinya kini lebih canggih daripada sekadar tag HTML kuno, konsep inti dari teks yang melintas di layar tetap relevan, terutama dalam konteks notifikasi atau promosi singkat pada perangkat mobile.
Secara historis, tag `
Menggunakan CSS, kita dapat mendefinisikan keyframes yang secara presisi mengatur posisi awal dan akhir dari sebuah elemen teks. Ini memberikan kontrol penuh atas kecepatan, arah (horizontal, vertikal, atau memantul), dan durasi pergerakan. Fleksibilitas ini sangat penting dalam desain responsif. Bayangkan sebuah aplikasi berita di mana berita utama terbaru harus selalu terlihat oleh pengguna, bahkan saat mereka sedang fokus membaca artikel lain. Penggunaan **tulisan bergerak** modern memastikan pesan tersebut tersampaikan tanpa merusak hierarki visual keseluruhan halaman.
Mengapa masih menggunakan teknik ini di era desain minimalis? Jawabannya terletak pada kemampuannya untuk menyoroti informasi yang bersifat *time-sensitive*. Pada layar kecil perangkat mobile, ruang horizontal sangat terbatas. Sebuah pesan yang bergerak memastikan bahwa teks panjang dapat dibaca secara bertahap tanpa memerlukan pengguna untuk mengetuk atau membuka jendela pop-up baru. Beberapa skenario umum meliputi:
Namun, kuncinya adalah moderasi. Terlalu banyak **tulisan bergerak** dapat menyebabkan kelelahan visual (banner blindness) dan membuat situs terasa kuno atau spammy. Ketika diterapkan dengan bijak, elemen ini berfungsi sebagai 'sorotan' yang efektif, bukan sebagai gangguan utama. Pengembang saat ini cenderung menggunakan animasi yang lebih subtil, seperti pergeseran posisi yang sangat lambat atau efek kedip yang lembut, untuk mencapai tujuan yang sama tanpa mengorbankan profesionalisme desain.
Menciptakan efek **tulisan bergerak** yang mulus di browser modern memerlukan pemahaman tentang rendering GPU. Daripada memanipulasi properti seperti `left` atau `top` melalui JavaScript, yang dapat menyebabkan reflow dan repaint yang lambat, praktik terbaik adalah menggunakan properti CSS seperti `transform: translateX()`. Transformasi ini dijalankan langsung oleh kartu grafis, menghasilkan animasi yang lancar bahkan pada perangkat dengan spesifikasi rendah.
Misalnya, sebuah blok teks diletakkan di luar batas pandang (viewport) ke kanan. Kemudian, melalui `@keyframes`, elemen tersebut digeser secara linear ke kiri hingga melewati batas pandang. Setelah selesai, agar efeknya berulang (looping), elemen tersebut dapat diposisikan kembali ke kanan, atau jika tujuannya adalah teks yang panjang, ia hanya akan berhenti. Penggunaan properti `animation-iteration-count: infinite;` adalah kunci untuk mendapatkan efek bergulir tanpa akhir yang kita kenal dari masa lalu. Dengan menguasai teknologi animasi modern ini, kita dapat menghadirkan kembali daya tarik visual dari teks yang bergerak dalam format yang responsif dan sesuai dengan estetika web masa kini.