Dalam Al-Qur'an, setiap ayat memuat hikmah dan petunjuk yang tak terhingga. Salah satu ayat yang sarat akan makna penting dalam kehidupan seorang Muslim adalah Surat An Nisa ayat 45. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, tetapi juga memberikan peringatan tegas mengenai bahaya dari kekufuran dan kedengkian. Memahami esensi dari ayat ini dapat menjadi kompas moral bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, membentengi diri dari godaan duniawi dan memperkuat keyakinan kepada Sang Pencipta.
Ilustrasi makna harta dan anak sebagai cobaan dan pahala besar dari Allah.
Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah kata-kata dari tempatnya dan mengatakan, "Kami mendengar dan kami menentang," dan (mereka mengatakan) "Dengarlah," sedang (sebenarnya) mereka tidak mendengar apa yang seharusnya didengar, dan (mereka mengatakan) "Râcinâ," sambil memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, "Kami mendengar dan kami taat," dan (mereka mengatakan), "Dengarlah dan perhatikanlah kami," tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih lurus. Akan tetapi, Allah melaknati mereka karena kekafiran mereka; sehingga mereka tidak beriman kecuali hanya sedikit.
Ayat ini turun berkaitan dengan sekelompok orang Yahudi yang datang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka ingin menguji kebenaran Nabi dengan cara yang licik. Alih-alih bertanya dengan sopan dan tulus, mereka menggunakan kalimat yang ambigu dan bermakna ganda. Mereka menggunakan ungkapan "Sami'na wa 'ashayna" (Kami mendengar dan kami durhaka), serta memutar-mutar kata "Rā'inā" yang bisa berarti "perhatikanlah kami" atau "kasihanilah kami" menjadi sesuatu yang menghina Nabi.
Tindakan mereka ini mencerminkan sifat sombong dan penolakan terhadap kebenaran yang dibawa oleh Islam. Mereka berusaha mencari celah untuk meragukan risalah Nabi Muhammad SAW, padahal mereka telah diperingatkan dalam kitab suci mereka sendiri tentang kedatangan seorang rasul terakhir. Surat An Nisa ayat 45 ini menjadi bantahan telak terhadap cara-cara mereka yang penuh kedengkian dan berusaha menyesatkan orang lain. Allah SWT menegaskan bahwa dengan sikap demikian, mereka justru menjauhkan diri dari rahmat dan kebaikan.
Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari ayat ini:
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh dengan informasi yang beragam, kita perlu terus menerus menginternalisasi nilai-nilai luhur dari Al-Qur'an. Surat An Nisa ayat 45 mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga lisan dan hati kita agar selalu berada di jalan kebenaran. Ketika dihadapkan pada diskusi atau perdebatan, marilah kita berusaha untuk bersikap adil, jujur, dan terbuka untuk menerima kebenaran, bukan mencari-cari kesalahan atau memutarbalikkan fakta demi kepentingan pribadi.
Memahami makna ayat ini juga mengajak kita untuk merefleksikan kualitas keimanan kita. Apakah kita termasuk orang yang mendengar lalu taat, ataukah termasuk orang yang mendengarkan namun tetap bersikeras pada pandangan sendiri tanpa mau menerima kebenaran? Peringatan tentang laknat Allah bagi orang-orang kafir seharusnya menjadi cambuk untuk terus memperdalam keyakinan dan amal shaleh, serta memohon perlindungan dari-Nya agar dijauhkan dari kekufuran dan segala bentuk kesesatan.