Surat An-Nahl, yang berarti "Lebah," adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang kaya akan keajaiban alam dan pelajaran tauhid. Di dalamnya, Allah SWT menyajikan bukti-bukti kekuasaan-Nya melalui ciptaan-Nya. Salah satu ayat yang menyoroti keindahan ciptaan dan rahmat ilahi adalah ayat ke-69, yaitu Surat An-Nahl ayat 69.
Ayat ini secara spesifik membahas tentang lebah dan produknya yang luar biasa, yaitu madu. Ayat ini tidak hanya sekadar deskripsi biologis, tetapi merupakan penegasan atas keagungan Allah sebagai Sang Pencipta yang Maha Bijaksana, yang memberikan manfaat kesehatan dan kehidupan melalui makhluk-Nya yang kecil.
Ilustrasi visualisasi keajaiban lebah dan madu.
Berikut adalah redaksi ayat 69 dari Surah An-Nahl:
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang mereka (manusia) buat dengan tangan.'"
Frasa kunci dalam ayat ini adalah "وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ" (Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah). Kata "wahyu" di sini tidak sama dengan wahyu yang diturunkan kepada para Nabi. Wahyu kepada lebah adalah ilham naluriah yang ditanamkan oleh Allah SWT dalam fitrah mereka, sebuah program instruksional yang memastikan kelangsungan hidup spesies dan produksi manfaat bagi makhluk lain.
Wahyu ini memerintahkan lebah untuk mendirikan sarang di tiga lokasi utama: bukit-bukit (gua atau celah batu), pohon-pohon kayu, dan struktur buatan manusia (mimmā yaʿrisyūn). Ini menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan kerangka kerja ekologis bagi lebah untuk berkembang biak dan berfungsi efektif dalam lingkungan alam maupun lingkungan yang sudah diolah manusia.
Meskipun ayat 69 fokus pada lokasi sarang, ayat berikutnya (Ayat 70) menjelaskan tentang produk madu itu sendiri. Namun, lokasi sarang yang disebutkan dalam ayat 69 ini sudah menunjukkan kebijaksanaan ilahi. Lebah didorong untuk memilih tempat yang aman dari predator dan cuaca ekstrem, sekaligus memfasilitasi akses mereka ke sumber nektar.
Dari bukit-bukit hingga struktur buatan manusia, lebah menunjukkan adaptabilitas luar biasa. Kemampuan mereka untuk membangun struktur geometris sempurna—sarang heksagonal—adalah bukti nyata dari program ilahi yang mereka terima. Struktur sarang ini adalah solusi rekayasa paling efisien dalam matematika untuk menyimpan materi (madu dan larva) dengan luas permukaan minimum dan kekuatan maksimum.
Surat An-Nahl ayat 69 berfungsi sebagai pengingat bagi umat manusia bahwa tanda-tanda kebesaran Allah tersebar di mana-mana, bahkan pada serangga yang sering kita anggap remeh. Dalam konteks modern, pemahaman kita tentang ilmu biologi dan ekologi semakin menguatkan validitas deskripsi Al-Qur'an ini.
Ayat ini mengajarkan beberapa prinsip penting:
Mempelajari An-Nahl ayat 69 mengajak kita merenungkan bagaimana Allah mengatur alam semesta dengan ketelitian yang menakjubkan. Kehidupan lebah adalah mikrokosmos dari keteraturan kosmik yang menunjukkan bahwa di balik setiap detail kecil terdapat campur tangan dan kebijaksanaan Ilahi yang sempurna.