Surat An-Nahl (Lebah) adalah surat ke-16 dalam Al-Qur'an yang kaya akan ayat-ayat mengenai kebesaran Allah SWT, mulai dari ciptaan alam semesta hingga tuntunan hidup. Salah satu ayat kunci yang menekankan pentingnya keadilan, peringatan, dan perlunya penjelasan dalam menghadapi berbagai urusan adalah Surat An-Nahl ayat 89.
Dan ingatlah hari ketika Kami bangkitkan seorang saksi atas setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri, dan Kami jadikan engkau (Muhammad) saksi atas mereka. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (muslim).
Ayat ini membuka cakrawala pandangan seorang Muslim menuju hari pertanggungjawaban, yaitu Hari Kiamat. Fokus utama Surat An-Nahl ayat 89 terletak pada konsep kesaksian universal yang akan terjadi di hadapan Allah SWT.
Ayat ini menyebutkan bahwa Allah akan membangkitkan seorang saksi dari setiap umat. Saksi ini bukanlah orang asing, melainkan "dari (kalangan) mereka sendiri" (*min anfusihim*). Secara umum, para mufassir menafsirkan saksi ini sebagai para rasul yang telah diutus kepada umat tersebut. Rasul bertugas menjadi bukti nyata atas risalah yang telah disampaikan, apakah umat tersebut mengikutinya ataukah menyimpang. Ini menegaskan prinsip keadilan ilahi: tidak ada umat yang diazab tanpa adanya peringatan dan bukti yang jelas.
Kemudian, ayat tersebut secara spesifik menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai saksi atas seluruh umat manusia—termasuk umat-umat terdahulu yang risalahnya telah diwariskan dan umat beliau sendiri. Posisi ini menunjukkan kedudukan mulia Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi, yang membawa risalah terakhir dan paling lengkap. Kesaksian beliau akan mencakup pengesahan risalah yang dibawa para nabi sebelumnya serta memberikan penilaian terhadap umatnya sendiri.
Bagian penutup ayat ini adalah inti yang sangat penting bagi kehidupan seorang Muslim sehari-hari: "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk tibyānan likulli syai’in (menjelaskan segala sesuatu)."
Frasa *tibyānan likulli syai’in* menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki cakupan yang sangat luas. Ia bukan hanya berisi hukum-hukum ibadah, tetapi juga menjelaskan dasar-dasar akidah, kisah-kisah umat terdahulu sebagai pelajaran, akhlak mulia, prinsip-prinsip ekonomi, sosial, hingga panduan kosmik tentang penciptaan. Ketika dihadapkan pada keraguan, persoalan moral, atau ketidakjelasan dalam hidup, Al-Qur'an berfungsi sebagai penjelas utama.
Selain sebagai penjelas, Al-Qur'an juga disebut sebagai petunjuk (*hudan*), rahmat (*rahmah*), dan kabar gembira (*bushra*) bagi mereka yang tunduk dan patuh (*muslimin*). Ini menunjukkan bahwa panduan ilahi adalah paket lengkap: ia menunjukkan jalan yang benar (petunjuk), memberikan ketenangan batin (rahmat), dan menjanjikan balasan terbaik di akhirat (kabar gembira).
Memahami Surat An-Nahl ayat 89 membawa beberapa implikasi praktis. Pertama, kesadaran akan pengawasan dan pertanggungjawaban harus mendorong umat Islam untuk senantiasa bertindak adil dan jujur, sebab tidak ada amalan yang tersembunyi dari kesaksian para rasul dan kesaksian Allah SWT sendiri. Kedua, ayat ini menegaskan otoritas absolut Al-Qur'an. Umat Islam harus kembali merujuk kepada Al-Qur'an sebagai sumber utama untuk memecahkan segala permasalahan yang mereka hadapi, baik dalam ranah pribadi maupun kolektif. Jika ada masalah yang belum jelas, Al-Qur'an menyediakan landasan untuk mencari kejelasan tersebut, seringkali melalui petunjuk atau penekanan pada prinsip-prinsip dasarnya yang universal.
Ayat ini mengingatkan bahwa kemudahan dan rahmat (seperti Al-Qur'an) diberikan kepada mereka yang bersedia menundukkan diri (Islam). Dengan demikian, ketaatan pada petunjuk ini adalah kunci untuk meraih kabar gembira yang dijanjikan.
Secara keseluruhan, Surat An-Nahl ayat 89 adalah jembatan antara pertanggungjawaban di akhirat dan bekal berupa wahyu di dunia. Ia menekankan pentingnya kesaksian otentik atas risalah dan menegaskan Al-Qur'an sebagai penjelasan paripurna bagi seluruh aspek kehidupan manusia.