Dalam keindahan dan kelengkapan Al-Qur'an, setiap surah memiliki peran vitalnya masing-masing. Salah satu surah pendek yang sangat agung dan seringkali menjadi pelindung bagi seorang Muslim adalah Surah An-Nas. Bagi mereka yang baru memulai perjalanan mempelajari Al-Qur'an atau yang ingin menyegarkan kembali ingatan tentang surah penutup ini, pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Surah An-Nas brp ayat?
Visualisasi sederhana dari perlindungan (Simbolis)
Untuk menjawab langsung inti pertanyaan Anda, Surah An-Nas, yang merupakan surah ke-114 dan terakhir dalam urutan mushaf Al-Qur'an, terdiri dari **enam (6) ayat**. Meskipun jumlahnya sedikit, bobot maknanya luar biasa besar. Surah ini bersama dengan Surah Al-Falaq (Surah ke-113) dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatayn, yaitu dua surah yang berfungsi sebagai penangkal atau pelindung.
Surah An-Nas diturunkan di Mekah (termasuk golongan Makkiyah), meskipun ada beberapa pendapat yang menyebutkan Madaniyah, namun mayoritas ulama menggolongkannya Makkiyah. Surah ini adalah permintaan perlindungan yang ditujukan langsung kepada Allah SWT dari tiga sumber kejahatan utama yang dihadapi manusia:
Ayat-ayatnya secara berurutan memerintahkan kita untuk memohon perlindungan kepada Tuhan sekalian manusia (Rabbun Naas), Raja sekalian manusia (Malikun Naas), dan Ilah sekalian manusia (Ilahun Naas). Ini adalah penegasan tauhid rububiyyah, mulk, dan uluhiyyah sebelum meminta pertolongan.
Mengingat bahwa Surah An-Nas brp ayat (hanya 6 ayat) tidak mengurangi keagungannya. Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya membaca surah ini, khususnya dalam situasi tertentu. Keutamaan utama dari Surah An-Nas dan Al-Falaq adalah:
Menurut hadis sahih, kedua surah ini adalah pelindung terbaik dari segala keburukan. Rasulullah SAW sering membacanya saat hendak tidur, meniupkannya pada kedua telapak tangan, lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh. Ini menunjukkan bahwa perlindungan yang ditawarkan surah ini bersifat komprehensif, meliputi aspek spiritual dan fisik.
Secara historis, Surah An-Nas dan Al-Falaq menjadi wasilah (perantara) untuk membatalkan sihir yang pernah menimpa Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau terkena sihir, Allah menurunkan kedua surah ini sebagai obat spiritual yang sangat manjur untuk memutuskan pengaruh negatif tersebut. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan rutin membacanya sebagai benteng gaib.
Karena Surah An-Nas berbicara tentang tiga tingkatan kekuasaan Allah (Rabb, Malik, Ilah), maka dengan membacanya, seorang Muslim telah berlindung kepada pemilik tunggal alam semesta dalam segala aspek kekuasaan-Nya. Ini adalah pengakuan total bahwa tidak ada yang bisa memberi manfaat atau mudharat kecuali Allah.
Selain sebagai wirid pagi dan petang atau sebelum tidur, Surah An-Nas memiliki peran penting dalam praktik ibadah sehari-hari. Dalam shalat sunnah Rawatib atau shalat sunnah lainnya, sangat dianjurkan membaca surah-surah pendek setelah Al-Fatihah. Membaca Surah An-Nas, bersama Al-Falaq dan Al-Ikhlas, setelah Al-Fatihah di rakaat-rakaat shalat adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi SAW. Praktik ini menegaskan bahwa pondasi ibadah seorang Muslim selalu dilandasi oleh pengakuan akan keesaan Allah dan permohonan perlindungan-Nya.
Untuk memberikan konteks lebih lanjut mengenai penempatan Surah An-Nas di akhir Al-Qur'an:
Urutan ini seolah-olah menunjukkan tingkatan penguatan iman dan perlindungan yang semakin mendalam menuju penutup Al-Qur'an. Jadi, sekali lagi ditegaskan, jika Anda mencari tahu Surah An-Nas brp ayat, jawabannya adalah enam ayat yang padat makna dan penuh keberkahan.
Memahami jumlah ayat dan makna dari Surah An-Nas akan mendorong kita untuk lebih sering membacanya, tidak hanya sebagai rutinitas hafalan, tetapi sebagai sebuah dialog spiritual yang mendalam dengan Sang Pencipta. Keagungan sebuah surah tidak diukur dari panjangnya, melainkan dari kedalaman pengaruhnya dalam kehidupan seorang hamba Allah.