Penyakit Angin Merah, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Erythema Ab Igne (EAI), mungkin terdengar asing bagi banyak orang. Namun, kondisi kulit ini cukup umum terjadi dan terkait erat dengan paparan panas berlebihan yang berkepanjangan namun tidak sampai menyebabkan luka bakar akut. Sesuai namanya, penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang membentuk pola jaring (retikular).
Apa Itu Penyakit Angin Merah?
Erythema Ab Igne adalah dermatitis kronis yang terjadi ketika kulit terpapar sumber panas infra merah dalam waktu lama dan berulang. Panas ini tidak cukup intens untuk menyebabkan luka bakar langsung, namun cukup untuk merusak struktur kulit dan pembuluh darah kecil di bawah permukaan. Penyakit ini seringkali tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal yang signifikan pada tahap awal, sehingga sering terabaikan hingga pola jaringnya menjadi permanen.
Penyebab Utama dan Faktor Risiko
Penyebab utama EAI adalah paparan panas kronis. Dalam konteks modern, sumber panas ini sangat bervariasi. Beberapa sumber yang paling sering dilaporkan meliputi:
- Alat Pemanas Ruangan (Heater): Penggunaan pemanas portabel yang diletakkan terlalu dekat dengan tubuh, terutama saat duduk dalam waktu lama.
- Laptop di Pangkuan: Panas yang dihasilkan oleh baterai atau komponen internal laptop yang diletakkan langsung di atas paha. Ini adalah penyebab yang semakin umum di kalangan pekerja digital.
- Botol Air Panas atau Bantalan Pemanas Listrik: Penggunaan berlebihan untuk meredakan nyeri punggung atau perut, tanpa lapisan pelindung yang memadai.
- Kompor atau Api Unggun: Pekerjaan yang mengharuskan individu berada sangat dekat dengan sumber api terbuka.
- Pijat Tradisional dengan Batu Panas: Meskipun bertujuan terapi, jika dilakukan terlalu sering tanpa jeda, dapat memicu EAI.
Faktor risiko lain termasuk usia lanjut, karena kulit lansia cenderung lebih tipis dan kurang elastis, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan akibat panas.
Gejala dan Perkembangan Penyakit
Perkembangan Penyakit Angin Merah biasanya bertahap:
- Tahap Awal (Erythema Akut): Kulit menjadi merah dan sedikit hangat saat terpapar sumber panas. Jika sumber panas dihilangkan, warna merah ini akan memudar dalam beberapa jam.
- Tahap Kronis (Retikular): Setelah paparan berulang selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, kerusakan pada pembuluh darah kapiler menjadi permanen. Kulit akan menunjukkan pola seperti jaring ikan atau marmer (net-like pattern) berwarna cokelat kemerahan. Pada tahap ini, perubahan warna kulit cenderung menetap meskipun sumber panas telah dihentikan.
Meskipun sebagian besar kasus bersifat kosmetik dan tidak berbahaya, penting untuk diperhatikan bahwa Erythema Ab Igne yang sudah berlangsung sangat lama (bertahun-tahun) memiliki risiko sangat kecil untuk berkembang menjadi keganasan kulit, yaitu Karsinoma Sel Skuamosa. Oleh karena itu, pengawasan medis tetap diperlukan.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan terbaik untuk Penyakit Angin Merah adalah pencegahan dan menghentikan paparan sumber panas penyebabnya. Jika penyebabnya adalah laptop, sangat disarankan menggunakan alas atau meja kecil. Jika disebabkan oleh botol air panas, selalu gunakan kain tebal sebagai penghalang.
Penanganan Medis
Setelah kondisi menjadi kronis, perubahan warna kulit seringkali sulit dihilangkan sepenuhnya. Perawatan yang mungkin direkomendasikan dokter meliputi:
- Penghentian Paparan Panas: Ini adalah langkah krusial. Tanpa ini, pengobatan lain tidak akan efektif.
- Krim Topikal: Dokter mungkin meresepkan krim kortikosteroid dosis rendah atau retinoid topikal untuk membantu mengurangi peradangan dan mendorong pergantian sel kulit, meskipun hasilnya bervariasi.
- Terapi Laser: Untuk kasus yang menetap dan mengganggu estetika, terapi laser (seperti laser pulsed-dye) dapat digunakan untuk menargetkan pembuluh darah yang rusak dan mengurangi kemerahan.
Kesadaran akan kebiasaan sehari-hari yang melibatkan paparan panas berulang adalah kunci utama untuk menghindari kondisi kulit yang dikenal sebagai Penyakit Angin Merah ini.