Dalam khazanah kekayaan seni dan budaya Indonesia, terdapat berbagai alat musik tradisional yang memiliki keunikan dan nilai historis tinggi. Salah satu yang paling ikonik dan dikenal luas adalah angklung. Namun, terkadang muncul pertanyaan mendasar: pengertian angklung adalah apa sebenarnya? Angklung bukan sekadar alat musik biasa; ia adalah warisan budaya tak benda yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat, yang memiliki cara produksi bunyi dan bentuk yang sangat khas.
Angklung dipercaya telah ada di masyarakat Sunda sejak zaman Kerajaan Sunda, yaitu sekitar abad ke-7 hingga abad ke-16. Awalnya, angklung diciptakan sebagai alat pemanggil roh alam untuk kesuburan dan kemakmuran pertanian. Penggunaannya pun masih sangat sederhana, seringkali hanya dimainkan oleh petani saat akan menanam padi, sebagai bagian dari ritual adat. Seiring berjalannya waktu, fungsi angklung berkembang. Ia tidak lagi hanya menjadi alat ritual, tetapi juga menjadi sarana hiburan dan ekspresi seni dalam berbagai upacara adat, perayaan, bahkan pertunjukan.
Perkembangan angklung modern sangat dipengaruhi oleh tokoh seperti Daeng Soetigna (D.S. Natadiningrat) pada tahun 1938. Beliau mengembangkan angklung yang dapat memainkan tangga nada diatonis, sehingga memungkinkan angklung untuk memainkan berbagai macam lagu, baik lagu tradisional maupun lagu-lagu modern. Inovasi ini membuka pintu bagi angklung untuk dikenal dan dimainkan lebih luas, bahkan mendunia.
Jika kita membahas pengertian angklung adalah, maka bentuk fisiknya menjadi salah satu ciri utama. Angklung terbuat dari susunan bilah-bilah bambu yang diikat pada sebuah kerangka. Ciri khasnya adalah setiap bilah bambu memiliki tinggi yang berbeda, sehingga ketika digoyangkan, setiap bilah akan menghasilkan nada yang berbeda pula. Satu unit angklung biasanya memiliki dua hingga empat bilah bambu yang digantung secara vertikal.
Cara memainkan angklung sangat sederhana namun membutuhkan koordinasi. Pemain menggoyangkan angklung dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang bagian dasar agar angklung tidak bergerak bebas. Gerakan menggoyangkan angklung inilah yang menyebabkan bilah-bilah bambu berbenturan satu sama lain atau dengan kerangka, menghasilkan suara. Uniknya, angklung menghasilkan nada dengan cara "getar" pada bilah bambu. Setiap bilah dirancang untuk bergetar pada frekuensi tertentu, menghasilkan nada yang spesifik.
Angklung biasanya dimainkan secara berkelompok. Setiap pemain memegang satu atau lebih angklung dengan nada yang berbeda. Ketika semua pemain memainkan angklung mereka sesuai dengan partitur lagu, terciptalah harmoni musik angklung yang indah. Sistem ini dikenal sebagai "angklung orkestra", di mana setiap pemain berperan penting dalam mewujudkan sebuah komposisi musik.
Secara tradisional, angklung pada awalnya hanya menghasilkan nada pentatonis, yang merupakan tangga nada khas masyarakat Sunda. Nada pentatonis ini memberikan nuansa yang khas dan melankolis. Namun, dengan perkembangan yang dipelopori oleh D.S. Natadiningrat, kini dikenal angklung yang mampu memainkan tangga nada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).
Angklung diatonis ini dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan rentang nadanya:
Kombinasi dari berbagai jenis angklung ini memungkinkan terciptanya musik angklung yang kaya dan bervariasi, mampu menginterpretasikan berbagai genre musik.
Lebih dari sekadar alat musik, pengertian angklung adalah juga mencakup nilai budaya dan sosial yang terkandung di dalamnya. Angklung mengajarkan pentingnya kerja sama dan harmoni. Keberhasilan sebuah permainan angklung sangat bergantung pada kekompakan setiap pemain yang memainkan nada masing-masing untuk membentuk kesatuan musik yang indah. Inilah esensi dari "gotong royong" yang tercermin dalam seni angklung.
Pada tahun 2010, UNESCO telah menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia. Pengakuan ini menegaskan betapa pentingnya angklung sebagai identitas budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan. Angklung tidak hanya berakar pada tradisi Sunda, tetapi telah menjadi kebanggaan nasional yang menginspirasi berbagai kalangan, baik di dalam maupun luar negeri.
Jadi, ketika ditanya, pengertian angklung adalah sebuah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, dimainkan dengan cara digoyangkan, dan menghasilkan nada yang khas. Lebih dari itu, angklung adalah simbol kekayaan budaya, ajaran kerja sama, dan warisan berharga yang patut kita jaga kelestariannya. Keindahan suaranya yang sederhana namun merdu terus mengalun, membawa cerita dan kebanggaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia.