Ilustrasi waktu dan keberkahan pagi
Sholat Dhuha adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dikerjakan umat Islam pada waktu pagi setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur. Keutamaan sholat ini sangat besar, seringkali disamakan nilainya dengan sedekah untuk seluruh persendian tubuh. Namun, seringkali muncul pertanyaan mendasar mengenai tata cara pelaksanaannya, terutama terkait jumlah rakaat sholat dhuha yang ideal.
Memahami waktunya adalah kunci sebelum membahas jumlah rakaat. Waktu Dhuha dimulai ketika matahari telah naik kurang lebih seukuran tombak (sekitar 15 hingga 20 menit setelah terbit) hingga matahari berada tepat di atas kepala (sebelum waktu Dzuhur). Para ulama sepakat bahwa waktu terbaik untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah ketika matahari sedang bersinar terik, yaitu sekitar seperempat waktu antara terbit fajar hingga Dzuhur.
Mengenai jumlah rakaat sholat dhuha, terdapat beberapa riwayat dan pandangan dari para ulama, namun semua sepakat bahwa sholat ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kemampuan. Tidak ada batasan maksimal yang kaku, namun terdapat batasan minimal yang menjadi acuan utama.
Mayoritas ulama, berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, menyatakan bahwa jumlah rakaat sholat dhuha minimal adalah dua rakaat. Pelaksanaan dua rakaat ini sudah terhitung telah melaksanakan sunnah Dhuha dengan sempurna.
Banyak hadis yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW seringkali melaksanakan Dhuha sebanyak empat rakaat. Ini sering dianggap sebagai jumlah standar yang ideal bagi mereka yang memiliki waktu luang lebih.
Para ulama menetapkan bahwa jumlah rakaat sholat dhuha maksimal adalah dua belas rakaat. Batasan ini diambil dari pemahaman bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan sholat sunnah Dhuha melebihi jumlah tersebut.
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah rangkuman dari berbagai variasi jumlah rakaat sholat dhuha yang sah dan dianjurkan:
Setiap menambah dua rakaat, kita meningkatkan potensi pahala yang dijanjikan. Misalnya, jika Anda hanya mampu empat rakaat, itu sudah sangat baik. Jika Anda memiliki kesempatan, Anda bisa menambahkannya hingga delapan atau dua belas rakaat.
Mengapa sholat ini sangat ditekankan? Keutamaan Dhuha bukan hanya terletak pada jumlah rakaat yang kita tunaikan, tetapi pada keberkahan waktu dan keikhlasan kita. Salah satu hadis yang masyhur menyebutkan bahwa setiap ruas tulang manusia (dalam tubuh terdapat 360 ruas) diwajibkan bersedekah setiap pagi. Sholat Dhuha dua rakaat telah mencakup seluruh kewajiban sedekah tersebut.
Selain itu, sholat Dhuha adalah sarana untuk memohon rezeki. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Wahai anak Adam, janganlah engkau sekali-kali menyepelekan empat rakaat di awal harimu (Dhuha), niscaya Aku akan mencukupimu di sisa harimu." Ini menunjukkan korelasi kuat antara konsistensi melaksanakan Dhuha dengan keberkahan rezeki sepanjang hari.
Penting untuk diingat bahwa sholat Dhuha selalu dilakukan dalam kelipatan dua rakaat, diakhiri dengan salam di setiap dua rakaat. Jadi, jika Anda berniat melaksanakan delapan rakaat, Anda akan melakukan empat kali salam.
Misalnya untuk empat rakaat:
Fokus utama Anda seharusnya bukan pada ketetapan mutlak jumlah rakaat sholat dhuha, melainkan pada istiqomah (konsistensi). Baik Anda memilih dua, empat, atau delapan rakaat, yang terpenting adalah menjadikannya kebiasaan pagi yang mendatangkan ketenangan hati dan keberkahan dalam setiap aktivitas Anda.
Dengan memahami variasi jumlah rakaat ini, seorang muslim dapat lebih mudah mengatur jadwal paginya tanpa merasa terbebani, namun tetap mendapatkan keutamaan sunnah yang luar biasa dari ibadah Dhuha ini.