Malam adalah waktu yang agung untuk mendekatkan diri.
Memahami Sholat Tahajud
Sholat Tahajud, atau dikenal juga sebagai Qiyamul Lail (berdiri di malam hari), adalah sholat sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang dilakukan setelah tidur di malam hari. Pelaksanaan sholat ini merupakan salah satu amalan utama yang sangat dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an tentang hamba-hamba-Nya yang baik yang mampu bangun dari lelapnya tidur demi beribadah.
Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat Tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu rentang waktu antara tengah malam hingga sebelum Subuh. Keutamaan tahajud sangat besar, termasuk pengampunan dosa, dikabulkannya doa, dan tingginya derajat di sisi Allah.
Berapa Jumlah Rakaat Sholat Tahajud?
Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul mengenai Sholat Tahajud adalah mengenai jumlah rakaat yang ideal. Berbeda dengan sholat fardhu yang jumlahnya telah ditetapkan (seperti Maghrib 3 rakaat atau Isya 4 rakaat), Sholat Tahajud memiliki batasan minimum dan fleksibilitas maksimum dalam jumlah rakaatnya.
Berdasarkan ajaran Rasulullah SAW dan praktik para ulama, berikut adalah panduan mengenai jumlah rakaat:
1. Jumlah Rakaat Minimum
Sholat Tahajud paling sedikit dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk melaksanakan sholat malam minimal dua rakaat sebagai penutup atau pembuka ibadah malam.
2. Jumlah Rakaat Ideal (Sunnah)
Secara umum, jumlah rakaat yang paling sering dikerjakan dan dianjurkan adalah kelipatan dua rakaat, hingga maksimal tidak terbatas. Namun, yang paling sering diamalkan mengikuti teladan Nabi adalah antara 8 hingga 12 rakaat.
Ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholat malamnya melebihi sebelas atau tiga belas rakaat, termasuk sholat Witir.
- Minimum: 2 Rakaat
- Ideal Sesuai Kebiasaan Nabi: 8 Rakaat (dengan salam setiap 2 rakaat)
- Maksimal yang Dianjurkan: 12 Rakaat
Penting untuk diingat bahwa tidak ada batasan atas (limit) jumlah rakaat yang bisa dilakukan selama tubuh masih kuat dan tidak menimbulkan kemudharatan (seperti terlalu lelah sehingga meninggalkan sholat Subuh tepat waktu). Kuncinya adalah istiqomah (konsisten) meskipun hanya sedikit.
Tata Cara Pelaksanaan Tahajud
Setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Sholat Tahajud dikerjakan secara dua rakaat salam, dua rakaat salam, dan seterusnya. Niat dilakukan pada malam hari setelah tidur, namun niat ini tidak perlu dilafalkan dengan suara, cukup dalam hati.
Sesi Utama Tahajud:
- Niat dalam hati: "Saya berniat sholat Tahajud dua rakaat karena Allah Ta'ala."
- Melaksanakan sholat seperti sholat sunnah biasa (membaca Al-Fatihah, surat pendek, ruku', sujud).
- Setelah salam, bisa dilanjutkan dengan sholat dua rakaat berikutnya.
- Setelah selesai melaksanakan jumlah rakaat yang diinginkan, dianjurkan untuk menutupnya dengan sholat Witir (jumlah ganjil, seperti 1, 3, atau 5 rakaat), meskipun Witir terkadang juga dilaksanakan terpisah sebelum tidur atau setelah Tahajud.
Keutamaan Tahajud terletak pada kekhusyukan dan kesungguhan kita di tengah keheningan malam. Jumlah rakaat yang sedikit namun dikerjakan dengan hati yang tulus jauh lebih baik daripada rakaat yang banyak namun dikerjakan tergesa-gesa karena mengantuk.
Perbedaan dengan Qiyamul Witr
Seringkali terjadi kebingungan antara Tahajud dan Witir. Sholat Witir adalah sholat penutup dari rangkaian sholat malam, dan hukumnya adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Jika seseorang melaksanakan Tahajud (misalnya 10 rakaat), maka ia dianjurkan menutupnya dengan Witir ganjil (misalnya 1 atau 3 rakaat). Jika tidak melaksanakan Tahajud, Witir tetap bisa dilaksanakan setelah sholat Isya.
Inti dari amalan ini adalah menghidupkan malam dengan mengingat Allah. Oleh karena itu, fokuslah pada kualitas (kekhusyukan) daripada kuantitas (jumlah rakaat) saat Anda memutuskan untuk mendirikan jumlah rakaat sholat tahajud yang akan Anda tunaikan.