Memahami Hukum Bacaan Qalqalah

Jumlah Qalqalah dalam Ilmu Tajwid

Mempelajari ilmu Tajwid adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim yang ingin membaca Al-Qur'an sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Salah satu hukum bacaan penting yang sering dibahas dalam tajwid adalah Qalqalah. Qalqalah secara harfiah berarti memantul atau bergetar. Dalam konteks tajwid, Qalqalah merujuk pada bunyi pantulan yang terjadi pada huruf-huruf tertentu saat diucapkan, terutama ketika huruf tersebut berbaris mati (sukun) atau saat diwaqafkan.

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Berapa jumlah huruf yang menyebabkan hukum bacaan Qalqalah? Jawabannya tidak ambigu. Dalam mazhab ilmu tajwid yang paling umum dan diakui, huruf-huruf yang memiliki sifat Qalqalah hanya ada lima huruf.

Huruf Qalqalah: ق ط ب ج د (Qaf, Tha, Ba, Jim, Dal)

Lima huruf Qalqalah: ق (Qaf), ط (Tha), ب (Ba), ج (Jim), د (Dal)

Akronim Mudah Mengingat Jumlah Qalqalah

Untuk memudahkan penghafalan, para ulama tajwid sering menggunakan sebuah akronim yang menggabungkan kelima huruf tersebut. Akronim tersebut adalah "Bujtudin" atau "Qutub Jad". Namun, akronim yang paling populer dan mencakup semua huruf adalah gabungan dari huruf-huruf itu sendiri, yang sering disingkat menjadi "QoTBoJad" (kombinasi dari Qaf, Tha, Ba, Jim, Dal).

Jadi, ketika kita bertanya mengenai jumlah qalqalah ada, jawabannya merujuk pada lima huruf spesifik yang memiliki sifat pantulan tersebut. Tidak ada huruf lain dalam susunan 29 huruf Hijaiyah yang memiliki sifat Qalqalah sejati.

Pembagian Jenis Qalqalah

Meskipun hanya ada lima huruf, pelaksanaan hukum Qalqalah dibagi menjadi dua jenis utama, bergantung pada posisi huruf tersebut dalam bacaan:

  1. Qalqalah Sughra (Kecil): Ini terjadi apabila huruf Qalqalah berbaris sukun (mati) dan berada di tengah kalimat (bukan di akhir bacaan/waqaf). Contoh: kata يَطْهُرُ (yatahuru) – bunyi pantulan pada huruf ط diucapkan ringan.
  2. Qalqalah Kubra (Besar): Ini terjadi apabila huruf Qalqalah berada di akhir kalimat dan diwaqafkan (diberi tanda berhenti), sehingga huruf tersebut otomatis menjadi sukun. Pantulan pada Qalqalah Kubra biasanya lebih kuat dan jelas dibandingkan Qalqalah Sughra. Contoh: kata الْحَقُّ (Al-Haqq) – bunyi pantulan pada huruf ق menjadi lebih tegas karena diwaqafkan.

Pentingnya Membedakan Qalqalah

Memahami perbedaan antara Qalqalah Sughra dan Kubra sangat krusial karena hal ini memengaruhi kualitas suara pantulan yang dihasilkan. Jika Qalqalah Kubra dibaca tanpa memantul dengan jelas (misalnya hanya dilewatkan atau dibaca seperti huruf biasa), maka bacaan tersebut dianggap kurang sempurna sesuai kaidah tajwid.

Penerapan hukum Qalqalah memastikan bahwa setiap huruf mati yang memiliki sifat tersebut tidak melebur atau hilang suaranya saat dilafalkan. Bagi para pembaca Al-Qur'an, ini adalah bagian integral dari menjaga keindahan dan keakuratan lafziyah ayat-ayat Allah SWT. Kesalahan dalam memantulkan huruf Qalqalah dapat mengubah makna atau setidaknya mengurangi kesempurnaan tilawah.

Kesimpulannya, jika pertanyaan berfokus pada jumlah qalqalah ada, baik dari segi huruf maupun jenisnya, kita mendapati lima huruf yang menjadi subjek hukum ini, yang kemudian terbagi menjadi dua kategori pelaksanaan (Sughra dan Kubra). Menguasai lima huruf ini dan cara pengucapannya adalah kunci untuk membaca Al-Qur'an dengan tartil yang benar.

🏠 Homepage