Ilustrasi perbandingan skala populasi antara dua negara terpadat Asia.
Membandingkan jumlah penduduk Indonesia dengan China memberikan gambaran jelas mengenai skala demografi global. Republik Rakyat Tiongkok (China) secara historis dikenal sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, menampung lebih dari seperlima dari total penduduk bumi. Sementara itu, Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan menyumbang porsi signifikan dalam konteks Asia Tenggara.
Data populasi merupakan indikator kunci dalam perencanaan pembangunan, alokasi sumber daya, dan kebijakan sosial. Skala populasi yang masif di China memberikan tantangan unik, terutama dalam hal penyediaan pangan, energi, dan pengelolaan urbanisasi yang cepat, meskipun negara tersebut kini menghadapi tren penurunan angka kelahiran. Sebaliknya, Indonesia masih menikmati bonus demografi, di mana proporsi penduduk usia produktif relatif tinggi dibandingkan dengan usia tanggungan.
Perbedaan mencolok antara jumlah penduduk Indonesia dan China disebabkan oleh faktor sejarah, geografis, dan kebijakan kependudukan yang diterapkan selama beberapa dekade. China, dengan wilayah daratan yang luas dan sejarah panjang peradaban agraris yang padat, telah lama menjadi rumah bagi populasi terbesar. Faktor penting lainnya adalah implementasi kebijakan satu anak (yang kini telah dilonggarkan) yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan populasi secara ketat sejak akhir 1970-an.
Di sisi lain, Indonesia memiliki sebaran penduduk yang cenderung terkonsentrasi di pulau-pulau tertentu, terutama Jawa. Meskipun laju pertumbuhan penduduk Indonesia telah menurun dibandingkan beberapa dekade sebelumnya, laju absolutnya masih positif. Faktor-faktor seperti tingkat kesuburan total (TFR) yang relatif lebih tinggi dibandingkan China (pasca-kebijakan satu anak) dan transisi demografi yang berbeda menjadikan kedua negara ini memiliki lintasan populasi yang berbeda di masa depan.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa populasi China berada di kisaran 1,4 miliar jiwa, sementara Indonesia telah melampaui angka 270 juta jiwa, dan terus bergerak menuju 300 juta. Untuk memahami perbandingan ini secara lebih terstruktur, berikut adalah ringkasan data demografis kunci:
| Indikator | China (Perkiraan) | Indonesia (Perkiraan) |
|---|---|---|
| Peringkat Global | #1 atau #2 (Bersaing ketat dengan India) | #4 |
| Perkiraan Jumlah Penduduk | Lebih dari 1,4 Miliar | Sekitar 278 Juta |
| Tren Pertumbuhan | Melambat/Menurun | Masih Tumbuh Positif |
| Kepadatan Penduduk (Relatif) | Tinggi secara keseluruhan, sangat tinggi di wilayah timur | Sangat tinggi di Jawa, rendah di luar Jawa |
Masa depan demografi kedua negara menunjukkan arah yang kontras. China diproyeksikan akan mengalami penurunan populasi yang signifikan dalam beberapa dekade mendatang, yang akan membawa tantangan terkait penuaan populasi (aging population) dan penurunan tenaga kerja produktif. Pemerintah China berupaya mendorong tingkat kelahiran kembali melalui insentif.
Sementara itu, Indonesia sedang berada di puncak bonus demografi. Tantangannya adalah bagaimana memaksimalkan potensi sumber daya manusia ini melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, sehingga bonus tersebut dapat diterjemahkan menjadi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebelum fase penuaan penduduk tiba. Meskipun jumlah penduduk Indonesia masih jauh lebih kecil dibandingkan China, dinamika internal dan potensi pertumbuhannya tetap menjadi perhatian utama dalam konteks pembangunan nasional dan stabilitas regional Asia. Analisis berkelanjutan terhadap data populasi ini esensial bagi para pembuat kebijakan di kedua negara adidaya demografis ini.