Hitungan Jawa: Memahami Pertemuan Pasaran Pahing dan Legi

P L Pahing Legi Pertemuan Pasaran
Visualisasi sederhana pertemuan pasaran Pahing dan Legi dalam kalender Jawa.

Dalam tradisi budaya Jawa, perhitungan hari dan pasaran memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari penentuan hari baik untuk hajatan, pernikahan, hingga pemahaman watak seseorang. Salah satu kombinasi pasaran yang sering dibicarakan adalah pertemuan antara hari **Pahing** dengan hari **Legi**. Bagaimana kita memahami makna dari pertemuan ini dalam konteks hitungan Jawa?

Memahami Sistem Pasaran dalam Kalender Jawa

Sebelum menyelami makna spesifik pertemuan Pahing dan Legi, penting untuk memahami dasar dari sistem pasaran dalam kalender Jawa. Kalender Jawa merupakan perpaduan antara kalender Saka (Hindu-Buddha) dan kalender Islam (Hijriah), yang kemudian disempurnakan. Sistem ini tidak hanya mengenal siklus tujuh hari seperti kalender Masehi, tetapi juga siklus lima hari yang dikenal sebagai pasaran.

Kelima pasaran tersebut adalah: Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing. Setiap pasaran memiliki karakteristik dan nilai numeriknya sendiri dalam perhitungan primbon Jawa. Pasaran ini berputar secara simultan dengan hari dalam satu minggu. Misalnya, jika hari ini adalah Senin Kliwon, maka besok akan menjadi Selasa Legi, lusa Rabu Pahing, dan seterusnya.

Karakteristik Hari Pahing dan Hari Legi

Setiap pasaran memiliki simbolisme dan energi yang berbeda-beda:

Pertemuan Pahing Ketemu Legi: Analisis dan Makna

Ketika hari Pahing bertemu dengan hari Legi, baik dalam hitungan weton (perpaduan hari pasaran dan hari biasa) maupun dalam konteks penentuan suatu peristiwa, pertemuan ini membawa nuansa tersendiri. Dalam primbon Jawa, perhitungan yang paling umum digunakan adalah menjumlahkan nilai neptu dari kedua pasaran tersebut.

Nilai neptu Pahing adalah 9, sedangkan nilai neptu Legi adalah 5. Jika kita membicarakan pertemuan ini dalam konteks penentuan hari baik untuk sebuah acara, maka total neptunya adalah 9 + 5 = 14. Angka 14 ini kemudian akan dicocokkan dengan tabel atau perhitungan lain untuk mengetahui peruntungannya.

Namun, secara filosofis, pertemuan antara energi Pahing yang dinamis, berani, dan terkadang sedikit "panas" dengan energi Legi yang tenang, ramah, dan diplomatis bisa diinterpretasikan sebagai:

Perlu diingat bahwa interpretasi dalam hitungan Jawa sangat kaya dan seringkali berlapis. Pertemuan Pahing dengan Legi bukanlah sekadar angka, melainkan sebuah filosofi tentang interaksi energi yang dapat memberikan panduan dan refleksi dalam kehidupan sehari-hari. Memahami kombinasi ini membantu kita untuk lebih mengenali potensi diri atau merencanakan kegiatan dengan lebih bijaksana, selaras dengan kearifan lokal Nusantara.

🏠 Homepage