Representasi simbolis penerimaan wahyu.
Dalam banyak tradisi keagamaan, khususnya yang berbasis pada wahyu ilahi, konsep kenabian memegang peranan sentral. Jumlah nabi adalah salah satu topik yang seringkali menimbulkan pertanyaan mendalam bagi umat beriman. Nabi adalah manusia pilihan yang diangkat oleh Tuhan untuk menyampaikan risalah, membimbing umat manusia menuju kebenaran, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral serta hukum Ilahi.
Ketika kita membahas jumlah nabi, penting untuk menyadari bahwa angka pastinya seringkali bervariasi tergantung pada sumber rujukan dan metodologi penghitungan yang digunakan oleh berbagai aliran teologi. Dalam Islam, misalnya, terdapat perbedaan antara nabi yang kisahnya disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an dan nabi-nabi lain yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, namun detail kisahnya tidak dijelaskan secara rinci dalam kitab suci utama tersebut.
Secara umum, banyak sumber menyebutkan bahwa jumlah total para nabi yang diutus Allah sepanjang sejarah peradaban manusia sangatlah besar. Salah satu riwayat populer yang sering dikutip, meskipun terdapat perdebatan otentisitasnya di kalangan ulama hadis, menyebutkan bahwa jumlah nabi mencapai 124.000 orang, sementara jumlah rasul (utusan yang membawa syariat baru) adalah 313 orang. Angka-angka ini menegaskan betapa seringnya Tuhan mengirimkan peringatan dan bimbingan kepada umat manusia di setiap zaman.
Meskipun jumlah totalnya sangat banyak, hanya sebagian kecil dari mereka yang kisahnya diceritakan secara rinci dalam Al-Qur'an dan kitab-kitab suci lainnya. Nabi-nabi yang namanya disebutkan dan kisahnya dikisahkan memiliki signifikansi khusus karena pelajaran hidup, tantangan, dan mukjizat mereka menjadi contoh nyata bagi generasi penerus.
Di antara mereka yang namanya paling dikenal luas adalah:
Terlepas dari perbedaan dalam perhitungan jumlah nabi, esensi dari peran mereka tetap sama. Fungsi utama kenabian adalah menyampaikan tauhid (keesaan Tuhan) dan mencegah penyimpangan akidah. Mereka hadir untuk membersihkan pemahaman manusia tentang Tuhan, yang sering kali terselubung oleh adat istiadat, hawa nafsu, atau kesalahpahaman filosofis.
Setiap nabi membawa misi yang relevan dengan konteks zamannya. Nabi Musa membawa hukum yang ketat untuk membimbing Bani Israil yang sering membangkang. Nabi Isa membawa konsep kasih sayang dan penyucian jiwa. Sementara Nabi Muhammad datang membawa penyempurnaan syariat yang universal dan berlaku hingga akhir zaman. Mereka semua mengajarkan kejujuran, keadilan, empati, dan pengabdian total kepada Sang Pencipta.
Dalam diskursus keagamaan, seringkali muncul pertanyaan tentang perbedaan antara nabi dan rasul. Meskipun keduanya adalah utusan Allah, mayoritas ulama sepakat bahwa ada perbedaan mendasar:
Oleh karena itu, semua rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Pemahaman akan jumlah nabi dan rasul membantu kita menghargai kesinambungan pesan ilahi yang disampaikan secara bertahap sepanjang sejarah manusia.
Meskipun angka pasti mengenai jumlah nabi mungkin sulit diverifikasi secara pasti berdasarkan data historis yang terperinci, keyakinan terhadap jumlah besar mereka menunjukkan rahmat dan perhatian Tuhan yang berkelanjutan terhadap makhluk-Nya. Kisah dan ajaran mereka, terlepas dari berapa pun jumlahnya, berfungsi sebagai mercusuar moral yang abadi, membimbing manusia menuju jalan kebenaran dan kedamaian sejati.