Representasi visual struktur suci Al-Qur'an.
Al-Qur'anul Karim, kitab suci umat Islam, adalah wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Selain menjadi pedoman hidup, Al-Qur'an memiliki struktur yang sangat terorganisir, yang mempermudah umat dalam membaca, menghafal, dan mempelajarinya. Salah satu pembagian fundamental yang sering dibahas adalah pembagian menjadi Juz (bagian) dan penghitungan Ayat (tanda/mukjizat).
Salah satu ciri khas Al-Qur'an yang paling dikenal secara universal adalah pembagiannya menjadi 30 Juz. Pembagian ini tidak didasarkan pada tema tertentu, melainkan merupakan pembagian yang lebih bersifat praktis dan historis, terutama terkait dengan memudahkan proses tadarus (membaca bersama) atau khatam (menyelesaikan bacaan) Al-Qur'an dalam periode waktu tertentu, misalnya selama bulan Ramadhan.
Setiap Juz umumnya memiliki panjang yang hampir sama, yaitu sekitar 10 hingga 20 halaman dalam mushaf standar (cetakan Madinah). Tujuan utama dari pembagian 30 Juz ini adalah agar seorang Muslim dapat membaca Al-Qur'an secara merata sepanjang bulan Ramadhan, menargetkan membaca satu Juz setiap harinya. Meskipun demikian, batas antar Juz seringkali jatuh di tengah-tengah surat (kecuali beberapa surat yang menjadi pembuka Juz, seperti Surat Al-Baqarah yang dimulai dari Juz 1).
Juz pertama dimulai dari awal Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Fatihah ayat 1, dan berakhir di tengah Surah Al-Baqarah. Juz terakhir, yaitu Juz ke-30, adalah bagian yang paling pendek dan terdiri dari surat-surat pendek di akhir mushaf, dimulai dari Surah An-Naba’ hingga Surah An-Nas. Pemahaman mengenai sistem Juz ini sangat membantu para pembaca pemula untuk membangun disiplin dalam membaca kitab suci secara bertahap.
Jika Juz adalah pembagian administratif untuk memudahkan pembacaan, maka Ayat adalah unit dasar dari Al-Qur'an. Ayat secara harfiah berarti 'tanda' atau 'mukjizat'. Jumlah total ayat dalam Al-Qur'an adalah hal yang pasti, meskipun terdapat sedikit perbedaan pandangan minor (khilafiyah) di antara mazhab penghitungan (Hashr), namun angka yang paling masyhur dan diterima secara luas adalah 6.236 ayat.
Perbedaan dalam penghitungan ayat ini biasanya terjadi pada penempatan tanda akhir ayat, terutama di Surah Al-Fatihah dan beberapa surat lainnya. Namun, perbedaan tersebut sangat kecil dan tidak mengubah substansi maupun urutan surat dalam Al-Qur'an.
Berikut adalah ringkasan jumlah Juz dan Ayat yang paling umum digunakan dalam standar mushaf Utsmani:
| Komponen | Jumlah Total |
|---|---|
| Jumlah Juz | 30 |
| Jumlah Surah (Bab) | 114 |
| Jumlah Ayat (Mayoritas Pandangan) | 6.236 |
Surat terpanjang dalam Al-Qur'an adalah Surah Al-Baqarah, yang terdiri dari 286 ayat, sekaligus menjadi pembuka bagi Juz pertama. Sementara itu, surat-surat terpendek, yang biasanya berjumlah tiga ayat, terletak di bagian akhir mushaf.
Strukturisasi Al-Qur'an menjadi surat dan ayat adalah bagian dari keajaiban penyusunannya. Setiap ayat memiliki kedudukan yang sangat penting, di mana penempatan satu ayat di antara ayat lainnya bukanlah kebetulan, melainkan berdasarkan wahyu langsung dari Allah SWT melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Para ulama telah menghabiskan waktu berabad-abad untuk meneliti korelasi antara jumlah ayat, jumlah surat, dan pembagian Juz.
Pembagian menjadi 30 Juz memastikan bahwa Al-Qur'an dapat diakses secara berkala. Ketika seorang Muslim menyelesaikan satu Juz, ia merasakan kemajuan dalam ibadah membaca kitab sucinya. Data statistik ini, meski tampak matematis, justru menonjolkan keteraturan yang mengagumkan dari teks suci yang diyakini umat Islam sebagai firman yang tidak tertandingi dalam hal kesempurnaan struktur.
Dengan demikian, mengetahui jumlah 30 Juz dan kisaran 6.236 Ayat membantu kita menghargai kerangka kerja yang disediakan untuk interaksi harian kita dengan Al-Qur'an, menjadikannya kitab yang mudah didekati untuk tujuan pembacaan dan perenungan secara teratur.