Dalam mempelajari tata bahasa Arab (Nahwu), pemahaman mengenai struktur kalimat adalah kunci utama. Salah satu struktur kalimat dasar yang paling fundamental adalah Jumlah Ismiyah (جملة اسمية). Kalimat ini secara harfiah berarti "kalimat nominal" atau "kalimat yang diawali dengan kata benda (isim)". Berbeda dengan Jumlah Fi'liyah yang berpusat pada kata kerja (fi'il), Jumlah Ismiyah berpusat pada subjek (mubtada') yang kemudian diikuti oleh predikat (khabar).
Penguasaan terhadap Jumlah Ismiyah sangat penting karena hampir semua deskripsi, pernyataan identitas, atau kondisi dalam bahasa Arab menggunakan pola ini. Jika Anda ingin mengatakan "Langit itu biru" atau "Dia seorang pelajar," Anda sedang membangun sebuah Jumlah Ismiyah.
Setiap Jumlah Ismiyah harus memiliki dua komponen esensial yang saling melengkapi:
Contoh paling sederhana adalah: "Al-baitun jamilun" (البيتُ جميلٌ). Di sini, "Al-baitun" (Rumah itu) adalah Mubtada', dan "jamilun" (indah) adalah Khabar.
Khabar tidak selalu berupa kata tunggal. Untuk memperkaya ekspresi kalimat, Khabar dapat mengambil beberapa bentuk. Memahami jenis khabar sangat krusial dalam menerjemahkan dan menyusun kalimat kompleks:
Ini adalah bentuk yang paling umum, di mana khabar hanyalah satu kata tunggal (bukan kalimat atau frasa). Perhatikan bahwa Mufrad di sini berarti tunggal (satu kata), bukan tunggal dalam arti jumlah (satu benda).
Khabar dapat berupa sebuah kalimat utuh, baik itu Jumlah Fi'liyah (kalimat kerja) maupun Jumlah Ismiyah (kalimat benda). Jika khabar berupa kalimat, kalimat tersebut harus merujuk kembali ke Mubtada' melalui kata ganti (dhamir) yang tersembunyi di dalamnya.
Ini adalah struktur yang menyerupai kalimat tetapi tidak sepenuhnya memenuhi syarat sebagai jumlah. Syibhul Jumlah terbagi menjadi dua: Jar wa Majrur (preposisi + kata benda) atau Dzarf (keterangan tempat/waktu).
Aspek krusial lainnya adalah kesesuaian antara Mubtada' dan Khabar. Keduanya harus selalu sesuai (Mutaabaqah) dalam hal:
Contoh ketidaksesuaian yang salah adalah: الولدُ جميلةٌ (Anak laki-laki itu cantik) — Salah! Seharusnya: الولدُ جميلٌ.
Secara keseluruhan, Jumlah Ismiyah membentuk tulang punggung narasi deskriptif dalam bahasa Arab. Dengan memahami peran Mubtada' sebagai fokus dan Khabar sebagai penjelas, serta mengetahui berbagai bentuk Khabar, pembelajar dapat dengan mudah menyusun dan menganalisis pernyataan statis dalam bahasa yang kaya ini. Penggunaan harakat (tanda i'rab) pada akhir setiap kata wajib diperhatikan karena menentukan status gramatikal mereka sebagai Mubtada' atau Khabar yang harus marfu'.
Latihan berkelanjutan dalam mengidentifikasi pasangan Mubtada' dan Khabar dalam teks akan mempercepat penguasaan struktur kalimat nominal ini. Ingatlah selalu bahwa inti dari Jumlah Ismiyah adalah memberikan informasi tentang sesuatu.