Membongkar Misteri: Berapakah Jumlah Ayat di Dalam Al-Qur'an?

Pengantar Kerangka Ilahi

Pertanyaan mengenai jumlah ayat di dalam Al-Qur'an adalah salah satu topik yang sering dibahas dalam studi keislaman. Al-Qur'an, sebagai wahyu terakhir Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, memiliki susunan yang sangat terstruktur, terdiri dari 114 surah (bab). Namun, pembagian lebih lanjut ke dalam ayat (tanda atau mukjizat) menunjukkan variasi dalam cara penghitungan yang dilakukan oleh berbagai mazhab atau ulama qira'at (pembacaan).

Secara umum, masyarakat Muslim di seluruh dunia sepakat bahwa Al-Qur'an terdiri dari 6.236 ayat. Namun, jika kita menelusuri literatur klasik, angka yang paling sering muncul dan diakui secara luas adalah 6.666 ayat. Angka ini sering dijadikan patokan dalam pengajaran Tahfidz (menghafal) dan dalam pembagian mushaf (kitab Al-Qur'an fisik) yang dicetak di berbagai wilayah.

Perbedaan Metodologi Penghitungan Ayat

Mengapa terjadi perbedaan dalam penghitungan ini? Perbedaan utama terletak pada bagaimana mereka memperlakukan 'Basmalah' (بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ - Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) dan bagaimana mereka mengakhiri atau memulai ayat pada surah-surah tertentu, terutama di awal surah.

Mayoritas ulama—khususnya yang mengikuti mazhab Kufah (seperti yang populer di Indonesia, Malaysia, dan sebagian besar dunia Islam)—menghitung Basmalah sebagai bagian dari ayat pertama Surah An-Naml (Surah ke-27). Namun, untuk Surah Al-Fatihah (Surah pertama), Basmalah dianggap sebagai ayat terpisah (ayat 1), membuat total ayatnya menjadi 7. Sementara itu, untuk 113 surah lainnya, Basmalah yang terletak di awal tidak dihitung sebagai bagian dari ayat surah tersebut.

Pandangan Mazhab Utama Penghitungan Ayat:

1. Mazhab Kufah (6.666 Ayat): Pendekatan ini adalah yang paling dominan. Mereka menghitung Basmalah sebagai ayat terpisah HANYA di Surah An-Naml, dan sebagai ayat pertama di Al-Fatihah.
2. Mazhab Madinah (6.204 Ayat): Ulama Madinah cenderung tidak menghitung Basmalah sebagai ayat dari surah manapun, kecuali sebagai pembuka tradisi.
3. Mazhab Bashrah (6.214 Ayat): Mereka berbeda pendapat mengenai penempatan akhir ayat di beberapa surah.
4. Mazhab Syam (Suriah) (6.226 Ayat): Memiliki perhitungan yang berbeda lagi mengenai titik akhir ayat di beberapa surah tertentu.

Fokus pada Angka 6.666: Konvensi Umum

Meskipun variasi metodologis tersebut ada, angka 6.666 seringkali muncul karena ia merupakan hasil akumulasi penghitungan yang disepakati oleh mayoritas fuqaha (ahli fikih) dari Kufah dan Makkah dalam konteks tertentu mengenai penandaan mushaf. Angka ini menjadi populer karena memudahkan standarisasi praktik keagamaan, terutama dalam konteks pembagian juz dan hizb (bagian hafalan).

Penting untuk dipahami bahwa perbedaan jumlah ayat ini sama sekali tidak memengaruhi kebenaran, makna, atau isi Al-Qur'an itu sendiri. Seluruh ayat yang ada, apapun hitungannya, tetaplah firman Allah SWT yang otentik. Perbedaan ini murni bersifat teknis, berkaitan dengan *waqaf* (berhenti) dan *ibtida'* (memulai) serta penandaan numerik dalam tradisi penulisan mushaf yang berkembang seiring waktu.

Struktur Ayat dan Hikmahnya

Setiap ayat dalam Al-Qur'an memiliki panjang yang bervariasi, dari yang sangat pendek (seperti pada Surah Al-Kautsar, ayat 1: "Inna a'tainakal kautsar") hingga yang terpanjang (Ayat 282 Surah Al-Baqarah tentang utang piutang). Ayat-ayat ini tersusun secara mukjizat, membentuk narasi yang koheren, hukum, sejarah, dan petunjuk spiritual yang saling terkait.

Keindahan Al-Qur'an tidak terletak pada jumlah ayatnya yang numerik, tetapi pada kedalaman maknanya yang mampu membimbing umat manusia menuju kebenaran universal. Jumlah ayat yang berbeda-beda di antara riwayat penghitungan adalah bukti sejarah dari upaya para ulama terdahulu dalam menjaga dan menstandarkan pembacaan Al-Qur'an yang telah diwahyukan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun.