Surah Al-Alaq (العلق), yang berarti "Segumpal Darah", memegang posisi yang sangat istimewa dalam sejarah Islam. Surah ini adalah surah pertama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril di Gua Hira. Peristiwa monumental ini menandai dimulainya kenabian dan risalah Islam.
Ketika ayat-ayat ini turun, Nabi Muhammad SAW sedang bermeditasi di Gua Hira. Wahyu yang pertama kali diterima adalah lima ayat pertama dari Surah Al-Alaq. Ayat-ayat ini mengandung perintah pertama dalam Islam: untuk membaca (Iqra'). Keutamaan dan signifikansi surah ini tidak hanya terletak pada urutan pewahyuan, tetapi juga pada muatan pesannya yang mendalam mengenai pentingnya ilmu pengetahuan dan akal budi.
Pertanyaan mengenai jumlah ayat di surah Al-Alaq adalah sebuah informasi dasar yang penting diketahui oleh setiap Muslim. Menurut riwayat yang paling sahih dan diterima secara umum oleh mayoritas ulama tafsir dan ahli qiraat, **Surah Al-Alaq memiliki total 19 ayat**.
Pembagian ayat ini seringkali disepakati berdasarkan mushaf standar yang digunakan di berbagai belahan dunia. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa lima ayat pertama (ayat 1 sampai 5) adalah wahyu pertama yang turun. Lima ayat tersebut adalah:
Setelah lima ayat pembuka yang bersifat instruktif tentang pentingnya membaca dan mengetahui kebesaran Allah, ayat-ayat berikutnya dalam Surah Al-Alaq melanjutkan tema tersebut dengan konteks yang lebih spesifik. Ayat-ayat ini seringkali dihubungkan dengan kondisi manusia yang cenderung melampaui batas ketika merasa dirinya sudah cukup atau kaya.
Misalnya, ayat 6 hingga 8 berbunyi:
“Kallā innal insāna layatghā, an ra’āhu-staghna, inna ilā rabbika-r-rujū.”
Ini adalah peringatan keras bahwa sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan. Sesungguhnya kepada Tuhanmulah kembali (semuanya).
Pemahaman mengenai jumlah total 19 ayat ini membantu dalam studi mushaf dan rujukan ke dalam Al-Qur'an. Surah Al-Alaq, meskipun pendek, merupakan landasan filosofis bagi peradaban Islam yang menekankan integrasi antara iman (tauhid) dan pengetahuan (ilmu).
Fakta bahwa wahyu pertama adalah perintah untuk membaca (Iqra') menegaskan bahwa Islam bukanlah agama yang menolak akal atau ilmu. Sebaliknya, ia menempatkan proses belajar dan memperoleh pengetahuan sebagai fondasi utama ibadah dan pengenalan kepada Sang Pencipta. Membaca di sini tidak hanya terbatas pada membaca teks tertulis, tetapi juga membaca tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Dengan demikian, baik ayat-ayat awal maupun ayat-ayat penutup Surah Al-Alaq sama-sama penting. Lima ayat pertama adalah perintah langsung, sementara 14 ayat sisanya memberikan konteks moral dan etika mengenai bagaimana seharusnya manusia, yang diciptakan dari segumpal darah, bersikap di hadapan kemudahan duniawi. Mengingat bahwa jumlah ayat di surah Al-Alaq adalah 19 ayat, surah ini menjadi ringkasan padat tentang kewajiban intelektual dan spiritual seorang hamba Allah.
Memahami surah ini secara utuh, termasuk jumlah ayatnya yang berjumlah 19, memberikan kita perspektif yang lebih kaya mengenai bagaimana Islam dimulai: dengan seruan yang lantang menuju pencerahan dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT, Sang Maha Pemberi Ilmu.