Representasi visual kitab suci dengan ayat-ayat yang terbagi.
Salah satu pertanyaan mendasar yang sering diajukan oleh umat Islam maupun non-Muslim mengenai Kitab Suci Al-Qur'an adalah mengenai jumlah total ayat yang terkandung di dalamnya. Jawaban yang paling umum dan diterima oleh mayoritas ulama dari berbagai mazhab adalah 6.236 ayat, jika kita menghitung ayat tanpa menghitung Basmalah di awal setiap surat (kecuali Surat At-Taubah).
Namun, ketika kita memasukkan lafal 'Bismillahirrohmanirrohim' yang berada di awal setiap surat—kecuali Surat At-Taubah—maka angka tersebut akan bertambah satu, menjadi 6.237 ayat. Angka 6.236 ini biasanya merujuk pada penghitungan yang ketat berdasarkan waqaf (tempat berhenti) yang disepakati para ahli qira'at dan mushaf standar yang beredar luas saat ini.
Perbedaan pendapat mengenai jumlah pasti ayat ini bukanlah menunjukkan adanya inkonsistensi dalam teks Al-Qur'an itu sendiri—karena teks inti Al-Qur'an dijaga keotentikannya secara mutawatir—melainkan terletak pada metodologi pembagian atau penandaan akhir sebuah ayat. Dalam tradisi Islam, terdapat beberapa metode penghitungan yang dikenal, yang paling utama adalah berdasarkan mazhab Kufah, Madinah, Basrah, dan Syam.
Metode yang paling populer di dunia saat ini adalah metodologi ahli Kufah (yang menghasilkan 6.236/6.237). Perbedaan kecil ini seringkali berkisar pada:
Selain jumlah total ayat, penting juga untuk mengetahui struktur Al-Qur'an secara keseluruhan. Al-Qur'an terdiri dari 114 surat. Surat-surat ini bervariasi panjangnya, mulai dari Al-Kautsar yang hanya memiliki 3 ayat, hingga Al-Baqarah yang merupakan surat terpanjang dengan 286 ayat.
Ayat (Ayat/Ayah) secara harfiah berarti 'tanda' atau 'mukjizat'. Setiap ayat dalam Al-Qur'an adalah bagian dari wahyu ilahi yang utuh dan memiliki makna yang mendalam. Meskipun para ahli berbeda pendapat mengenai angka pasti (6.204, 6.214, 6.236, atau 6.666 yang seringkali memasukkan Basmalah sebagai ayat terpisah), konsensus umum yang paling kuat berpegangan pada angka 6.236 ayat (tidak termasuk Basmalah di awal surat lain) atau 6.237 ayat (termasuk satu Basmalah di Al-Fatihah).
Perlu ditekankan bahwa perbedaan dalam penghitungan ini sama sekali tidak memengaruhi keaslian pesan moral, hukum, atau akidah yang terkandung di dalamnya. Perdebatan ini murni bersifat teknis, yaitu mengenai di mana titik akhir dari sebuah unit wahyu (ayat) diletakkan berdasarkan kaidah penulisan dan pembacaan yang telah diajarkan turun-temurun.
Dalam beberapa perhitungan tradisional yang lebih tua atau yang sering digunakan dalam konteks numerologi tertentu (meskipun kurang diakui oleh otoritas keilmuan standar), Anda mungkin menemukan angka yang lebih tinggi, yaitu 6.666 ayat. Angka ini sering kali muncul karena penghitungan sistematis yang memasukkan setiap 'Bismillah' yang ada sebagai ayat independen, termasuk yang tidak diletakkan di awal surat. Namun, dalam disiplin ilmu riwayat dan qira'at modern, angka 6.236 atau 6.237 lebih diutamakan karena kesesuaiannya dengan mushaf standar Utsmani.
Kesimpulannya, ketika membahas jumlah ayat di dalam Al-Qur'an ada berapa, jawaban yang paling akurat dan diterima secara luas dalam studi keislaman kontemporer adalah 6.236 atau 6.237 ayat. Jumlah ini menjadi penanda keagungan dan keteraturan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.