Misteri Jumlah Ayat Pertama Al-Qur'an yang Diturunkan

Penghargaan Wahyu

Ilustrasi: Cahaya pengetahuan yang turun sebagai wahyu.

Pendahuluan Mengenai Wahyu Pertama

Sejarah Islam mencatat momen agung ketika wahyu ilahi pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Peristiwa monumental ini menjadi titik awal risalah kenabian dan penetapan Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam. Pertanyaan mengenai jumlah ayat alquran yang pertama kali turun sering kali muncul dalam kajian sejarah Islam dan studi Qur'aniyah. Jawaban atas pertanyaan ini bukan sekadar hitungan angka, melainkan landasan penting dalam memahami metodologi pewahyuan Allah SWT.

Penurunan Al-Qur'an tidak terjadi sekaligus (secara nominal), melainkan berangsur-angsur (nujum) selama kurang lebih 23 tahun. Namun, dalam konteks permulaan wahyu, terdapat konsensus kuat di kalangan ulama mengenai ayat-ayat mana yang menjadi pembuka tirai kenabian. Memahami hal ini memerlukan penelusuran pada riwayat-riwayat sahih yang tercatat dalam kitab-kitab hadis terpercaya.

Identifikasi Ayat Pertama yang Turun

Kesepakatan mayoritas ulama tafsir dan ahli sirah (sejarah nabi) merujuk pada lima ayat pertama dari Surah Al-'Alaq sebagai wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW. Riwayat ini sangat terkenal dan didukung oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim melalui jalur Aisyah RA.

Jumlah ayat alquran yang pertama kali turun adalah lima ayat pertama dari Surah Al-'Alaq, yaitu:
  1. Iqra’ bismi Rabbikalladzī khalaq. (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.)
  2. Khalaqal-insāna min ‘alaq. (Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.)
  3. Iqra’ wa Rabbukal-akram. (Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah,)
  4. Alladzī ‘allama bil-qalam. (Yang mengajar manusia dengan perantaraan pena.)
  5. ‘Allamal-insāna mā lam ya’lam. (Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.)

Signifikansi Lima Ayat Pertama

Mengapa hanya lima ayat ini yang menjadi pembuka? Ayat-ayat ini mengandung pesan teologis yang sangat mendalam dan relevan dengan posisi kenabian yang baru diemban oleh Nabi Muhammad SAW. Ayat pertama, "Iqra’" (Bacalah/Aktalah), mengandung perintah untuk membaca atau mengamati. Ini menggarisbawahi pentingnya ilmu pengetahuan dan pengakuan terhadap otoritas pencipta.

Perintah membaca di sini dimaknai secara luas. Meskipun Nabi Muhammad SAW adalah seorang ummi (buta huruf), perintah ini bukanlah tuntutan untuk membaca teks yang sudah ada, melainkan perintah untuk 'mengamati' tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta dan menerima wahyu yang akan dibacakan kepadanya. Ayat-ayat ini secara ringkas mencakup tiga pilar utama ajaran Islam: tauhid (pengenalan Tuhan), penciptaan manusia (aspek kemanusiaan), dan pentingnya ilmu pengetahuan (pena dan pengajaran).

Perbedaan Pendapat Mengenai Wahyu Pertama

Meskipun mayoritas ulama menetapkan lima ayat Al-'Alaq, perlu dicatat bahwa ada riwayat lain yang menyebutkan ayat yang berbeda sebagai wahyu pertama. Beberapa riwayat menyebutkan ayat pembuka Surah Al-Muddatsir, yaitu ayat 1 hingga 5.

Riwayat yang menunjuk Surah Al-Muddatsir (misalnya, "Yā ayyuhal-muddassir qum fa anzhir...") sering kali merujuk pada wahyu pertama yang datang *setelah periode jeda* (fatrah) yang menyusul turunnya lima ayat Al-'Alaq. Setelah wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW dilaporkan sempat merasa takut dan jeda wahyu terjadi beberapa waktu. Ketika Jibril datang kembali untuk memberikan wahyu berikutnya, yang turun adalah Surah Al-Muddatsir.

Oleh karena itu, ketika membahas jumlah ayat alquran yang pertama kali turun adalah, jawaban yang paling definitif dan diterima secara luas dalam ilmu musthalah hadis dan tafsir adalah lima ayat pertama dari Surah Al-'Alaq. Ayat-ayat tersebut adalah penanda dimulainya proses kenabian dan pewahyuan Al-Qur'an secara bertahap.

Kesimpulan

Peristiwa turunnya lima ayat pertama Al-'Alaq bukan hanya sekadar penanda kronologis, tetapi juga sebuah deklarasi misi kenabian. Perintah untuk membaca, mengakui Sang Pencipta, dan menghargai ilmu pengetahuan menjadi fondasi ajaran yang akan disebarkan selama dua dekade berikutnya. Walaupun ada perbedaan riwayat minor mengenai wahyu pertama yang datang setelah jeda, konsensus menunjukkan bahwa lima ayat awal Surah Al-'Alaq adalah permulaan resmi komunikasi ilahi kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Ini menegaskan bahwa pengetahuan dan kebenaran sejati berasal dari Allah SWT.

🏠 Homepage