Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul terakhir, adalah seorang pemimpin umat, suami, dan seorang ayah bagi banyak anak. Hubungan beliau sebagai ayah sangatlah mendalam, meskipun beberapa di antaranya meninggal saat masih kecil. Secara umum, para sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW dikaruniai **tujuh anak** dari istri-istrinya.
Dari ketujuh anak tersebut, hanya putri beliau yang bernama Fatimah az-Zahra yang memiliki keturunan yang meneruskan garis keturunan beliau hingga hari ini. Memahami jumlah dan nama anak-anak Nabi adalah bagian penting dari mempelajari sirah (biografi) beliau dan memahami struktur keluarga beliau yang menjadi teladan bagi umat Islam.
Siti Khadijah RA adalah istri pertama dan pendukung utama Nabi Muhammad SAW. Dari pernikahan suci ini, lahirlah lima orang anak, yang semuanya (kecuali Zainab yang sempat menikah lebih dahulu) meninggal semasa hidup Nabi Muhammad SAW, sebuah ujian berat yang dihadapi beliau.
Maria Qibtiyah adalah seorang budak yang dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dari beliau, Nabi dikaruniai satu putra.
Selain anak kandung, terdapat juga seorang anak yang sangat dicintai dan dibesarkan oleh Nabi Muhammad SAW, meskipun statusnya adalah anak angkat atau anak asuh yang sangat disayangi:
Penting untuk dicatat bahwa semua putra Nabi Muhammad SAW (Qasim, Abdullah, dan Ibrahim) wafat saat masih kecil, sehingga tidak ada garis keturunan laki-laki langsung yang berlanjut dari mereka. Keturunan Nabi yang mulia berlanjut melalui putri beliau, Fatimah az-Zahra RA.
Total anak kandung Nabi Muhammad SAW adalah tujuh orang: tiga putra (Qasim, Abdullah, Ibrahim) dan empat putri (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah). Namun, dalam pembahasan umum yang paling sering diangkat adalah empat putri dan tiga putra. Jika kita merujuk pada anak yang memiliki keturunan, fokus utama adalah pada empat putri beliau.
Setiap anak Nabi, meskipun masa hidup mereka singkat bagi putra-putranya, meninggalkan jejak penting dalam sejarah dan sirah nabawiyah. Kisah mereka mengajarkan tentang kesabaran, keteguhan iman, dan kasih sayang seorang ayah yang memimpin jutaan umat manusia.
Memahami komposisi keluarga Rasulullah SAW memberikan dimensi kemanusiaan yang lebih lengkap pada sosok beliau. Beliau adalah seorang Nabi, seorang suami, dan seorang ayah yang menghadapi suka duka layaknya manusia biasa, namun dengan kesabaran yang diajarkan oleh wahyu Ilahi. Warisan kasih sayang beliau meluas melalui keturunan Fatimah az-Zahra RA yang tersebar di seluruh dunia.