Sel darah putih, atau leukosit, adalah komponen vital dari sistem kekebalan tubuh kita. Mereka bekerja tanpa lelah untuk melawan infeksi dan penyakit. Tes hitung jenis leukosit, juga dikenal sebagai hitung diferensial leukosit (Differential White Blood Cell Count), adalah prosedur diagnostik yang sangat penting. Tes ini tidak hanya menghitung jumlah total sel darah putih dalam sampel darah, tetapi juga mengklasifikasikan dan menghitung persentase dari setiap jenis leukosit yang berbeda. Pemahaman mendalam tentang hitung jenis leukosit sangat krusial bagi para profesional medis dalam mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan.
Pemeriksaan hitung jenis leukosit memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kesehatan Anda dibandingkan hanya melihat jumlah total sel darah putih. Setiap jenis leukosit memiliki peran spesifik dalam respons kekebalan tubuh. Perubahan dalam proporsi satu atau lebih jenis leukosit dapat mengindikasikan adanya infeksi tertentu (bakteri, virus, jamur, parasit), peradangan kronis, reaksi alergi, gangguan sumsum tulang, atau bahkan keganasan seperti leukemia. Dengan menganalisis hitung jenis leukosit, dokter dapat mempersempit kemungkinan diagnosis dan merencanakan strategi pengobatan yang paling efektif.
Secara umum, leukosit diklasifikasikan menjadi lima jenis utama, masing-masing dengan karakteristik dan fungsi uniknya:
Neutrofil adalah jenis leukosit yang paling melimpah (sekitar 40-70% dari total leukosit). Mereka adalah "pasukan pertahanan pertama" tubuh terhadap infeksi bakteri dan jamur. Neutrofil bekerja dengan cara memfagositosis (menelan dan menghancurkan) patogen. Peningkatan jumlah neutrofil, yang dikenal sebagai neutrofilia, seringkali merupakan tanda infeksi bakteri akut. Sebaliknya, penurunan jumlahnya (neutropenia) dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.
Limfosit (sekitar 20-45%) memainkan peran sentral dalam sistem kekebalan adaptif. Ada tiga subtipe utama limfosit:
Monosit (sekitar 2-10%) adalah leukosit terbesar. Ketika mereka bermigrasi ke jaringan, mereka berdiferensiasi menjadi makrofag. Makrofag adalah fagosit yang kuat, membersihkan sel mati, debris, dan patogen. Monosit juga berperan dalam respons inflamasi dan presentasi antigen kepada limfosit, memicu respons kekebalan yang lebih spesifik. Peningkatan jumlah monosit (monositosis) dapat mengindikasikan infeksi kronis, penyakit autoimun, atau keganasan tertentu.
Eosinofil (sekitar 1-6%) terutama terlibat dalam respons terhadap parasit dan reaksi alergi. Mereka melepaskan zat-zat yang dapat membunuh parasit dan juga berkontribusi pada peradangan yang terkait dengan asma dan alergi. Peningkatan jumlah eosinofil (eosinofilia) sangat sugestif untuk infeksi parasit atau kondisi alergi.
Basofil (sekitar 0.5-2%) adalah jenis leukosit yang paling jarang. Mereka melepaskan histamin dan heparin, zat-zat yang berperan dalam reaksi inflamasi dan alergi. Peningkatan jumlah basofil (basofilia) jarang terjadi dan bisa dikaitkan dengan reaksi alergi, peradangan kronis, atau kelainan sumsum tulang.
Hasil tes hitung jenis leukosit dilaporkan dalam bentuk persentase dan seringkali juga dalam jumlah absolut (jumlah per mikroliter darah). Laboratorium akan menyediakan rentang nilai referensi normal untuk setiap jenis leukosit. Penting untuk diingat bahwa nilai-nilai ini dapat sedikit bervariasi antar laboratorium.
Dokter akan mengevaluasi hasil ini bersama dengan riwayat medis pasien, gejala klinis, dan hasil tes diagnostik lainnya. Misalnya:
Anomali pada hasil hitung jenis leukosit harus selalu diinterpretasikan oleh profesional medis yang berkualifikasi. Mereka akan menentukan apakah ada kelainan yang memerlukan tindakan lebih lanjut. Tes ini adalah alat diagnostik yang berharga, memberikan wawasan penting tentang mekanisme pertahanan tubuh dan membantu dalam penemuan serta penanganan berbagai penyakit.