Dalam dunia pengobatan tradisional dan kuliner, terdapat satu bahan alami yang seringkali terdengar namun mungkin belum sepenuhnya dipahami esensinya. Bahan tersebut adalah angkak, sebuah produk fermentasi beras merah yang menghasilkan warna merah menyala yang khas. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah, buah angkak adalah apa sebenarnya? Angkak bukanlah buah dalam artian botani, melainkan hasil dari proses fermentasi beras putih atau beras merah menggunakan jamur Monascus purpureus. Proses ini menghasilkan senyawa aktif yang memiliki berbagai khasiat.
Angkak memiliki sejarah panjang yang berasal dari Tiongkok kuno, di mana ia telah digunakan selama berabad-abad sebagai bahan makanan, pewarna alami, serta dalam pengobatan herbal. Jamur Monascus purpureus yang digunakan dalam fermentasi ini menghasilkan berbagai metabolit sekunder, termasuk monacolin K, yang merupakan senyawa penting yang memberikan manfaat kesehatan pada angkak. Proses pembuatannya relatif sederhana namun memerlukan kontrol yang cermat.
Beras pilihan, biasanya beras putih atau beras merah, dicuci bersih lalu dikukus hingga matang. Setelah itu, beras yang sudah dingin akan diinokulasi dengan kultur jamur Monascus purpureus. Campuran ini kemudian difermentasi dalam kondisi yang terkontrol, biasanya pada suhu dan kelembaban tertentu, selama beberapa hari. Selama proses fermentasi, jamur akan tumbuh dan menghasilkan pigmen merah yang meresap ke dalam butiran beras, serta senyawa-senyawa bioaktif lainnya. Beras yang telah difermentasi inilah yang dikenal sebagai angkak.
Meskipun merupakan hasil fermentasi, angkak tetap mengandung sejumlah nutrisi dari beras yang digunakan. Namun, nilai utamanya terletak pada senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh jamur Monascus purpureus. Senyawa-senyawa ini meliputi:
Memahami bahwa buah angkak adalah produk fermentasi yang kaya akan senyawa bioaktif, tidak heran jika angkak telah lama dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan. Beberapa manfaat utamanya meliputi:
Ini adalah manfaat angkak yang paling terkenal dan banyak diteliti. Monacolin K dalam angkak bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reduktase, yang berperan penting dalam produksi kolesterol di hati. Dengan menghambat enzim ini, produksi kolesterol jahat (LDL) dapat ditekan, sehingga membantu menjaga kadar kolesterol tetap sehat. Penggunaan angkak sebagai suplemen alami untuk manajemen kolesterol menjadi pilihan populer bagi banyak orang.
Dengan membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, angkak secara tidak langsung berkontribusi pada kesehatan sistem kardiovaskular. Kadar kolesterol yang terkontrol mengurangi risiko penumpukan plak di arteri (aterosklerosis), yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
Pigmen merah yang dihasilkan oleh jamur Monascus purpureus memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mempercepat penuaan dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam angkak mungkin memiliki efek anti-inflamasi, yang dapat bermanfaat dalam kondisi peradangan kronis.
Angkak memiliki dua penggunaan utama: sebagai bahan kuliner dan sebagai suplemen kesehatan.
Di banyak negara Asia, terutama Tiongkok, angkak digunakan sebagai pewarna makanan alami yang memberikan warna merah cerah pada berbagai hidangan. Ia sering ditemukan dalam hidangan seperti bebek peking, ayam arak merah, samcan masak angkak, dan berbagai jenis olahan daging serta tahu. Rasanya yang khas sedikit pahit namun memberikan aroma dan warna yang unik.
Dalam bentuk kapsul atau bubuk, angkak dikonsumsi sebagai suplemen untuk membantu mengelola kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Penting untuk dicatat bahwa meskipun alami, penggunaannya tetap harus memperhatikan dosis yang tepat dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Meskipun angkak menawarkan banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Konsumsi berlebihan atau penggunaan angkak yang tidak terstandarisasi dapat menimbulkan efek samping. Beberapa orang melaporkan nyeri otot, gangguan pencernaan, atau sakit kepala. Penting juga untuk berhati-hati terhadap produk angkak yang tidak jelas asal-usulnya atau yang dicampur dengan bahan lain yang tidak diinginkan.
Bagi wanita hamil, menyusui, atau individu dengan penyakit hati, sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi angkak tanpa pengawasan medis. Selalu pilih produk angkak dari produsen terkemuka dan perhatikan petunjuk penggunaan.
Jadi, ketika mendengar tentang buah angkak adalah, ingatlah bahwa ia adalah permata merah alami yang dihasilkan dari fermentasi, menawarkan potensi besar untuk kesehatan, terutama dalam menjaga kadar kolesterol dan kesehatan jantung, serta memperkaya cita rasa kuliner tradisional.