Hitungan Jawa dan Pindah Rumah: Perspektif Islam

Ilustrasi rumah dan simbol keberuntungan

Memilih waktu yang tepat untuk pindah rumah merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan. Banyak masyarakat Indonesia, khususnya yang berbudaya Jawa, masih memegang teguh tradisi menggunakan hitungan Jawa atau primbon untuk menentukan hari baik. Namun, di sisi lain, pandangan Islam mengenai hal ini tentu memiliki penekanan yang berbeda. Artikel ini akan mengulas bagaimana tradisi hitungan Jawa berbenturan dengan prinsip-prinsip Islam dalam konteks pindah rumah.

Hitungan Jawa untuk Pindah Rumah

Tradisi hitungan Jawa dalam menentukan waktu pindah rumah berakar pada kepercayaan yang kuat terhadap pergerakan benda langit dan dampaknya terhadap nasib manusia. Masyarakat Jawa meyakini adanya nilai-nilai tertentu pada setiap hari, pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon), dan bahkan weton (gabungan hari dan pasaran kelahiran seseorang).

Rumus-rumus yang kompleks seringkali digunakan untuk menghitung kecocokan hari, baik untuk rumah baru maupun untuk individu yang akan menempatinya. Tujuannya adalah untuk meminimalkan potensi kesialan dan memaksimalkan keberuntungan, rezeki, serta keharmonisan dalam keluarga yang akan menempati rumah tersebut. Perhitungan ini biasanya melibatkan pencocokan neptu hari, neptu pasaran, dan kadang kala juga disesuaikan dengan arah hadap rumah atau bangunan.

Misalnya, ada hari-hari yang dianggap 'sial' atau kurang baik untuk memulai sesuatu yang besar seperti pindah rumah, seperti hari tertentu yang jatuh pada kombinasi pasaran yang kurang menguntungkan menurut primbon. Keputusan untuk pindah seringkali tertunda atau diundur jika perhitungan menunjukkan adanya potensi masalah.

Perspektif Islam tentang Pindah Rumah

Dalam Islam, keyakinan terhadap takdir Allah Swt. adalah fondasi utama. Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak-Nya. Meskipun demikian, Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa berikhtiar dan berdoa. Mengenai penentuan waktu, Islam tidak secara eksplisit melarang penentuan hari baik, namun harus tetap dalam koridor syariat.

Prinsip utamanya adalah bahwa tidak ada hari yang secara inheren membawa kesialan atau keberuntungan mutlak, selain yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Apabila ada kebiasaan menghitung hari baik, selagi itu tidak menimbulkan syirik (menyekutukan Allah) atau keyakinan bahwa hari itulah yang menentukan segalanya, maka bisa ditoleransi. Namun, yang lebih ditekankan adalah:

Menyikapi Tradisi dan Ajaran Agama

Bagi seorang Muslim, penting untuk menempatkan ajaran Islam di atas segala tradisi. Jika tradisi hitungan Jawa yang dilakukan tidak sampai pada keyakinan yang bertentangan dengan tauhid, misalnya sekadar sebagai pelengkap atau kebiasaan yang sudah mengakar secara budaya tanpa meyakini kekuatan penentunya selain Allah, maka mungkin bisa dilanjutkan. Namun, jika hitungan tersebut menimbulkan keraguan, kecemasan berlebihan, atau keyakinan bahwa hari tersebutlah yang menentukan nasib, maka ini harus ditinggalkan.

Beberapa ulama berpendapat bahwa mempercayai primbon atau hitungan semacam itu dapat mengarah pada syirik kecil atau bahkan syirik besar, tergantung pada tingkat keyakinan pelakunya. Kepercayaan yang berlebihan pada selain Allah adalah hal yang sangat dilarang dalam Islam.

Pendekatan yang lebih islami adalah dengan melakukan ikhtiar terbaik sembari menyerahkan sepenuhnya urusan hasil kepada Allah Swt. Memilih hari pindah rumah bisa saja disesuaikan dengan kesiapan, kenyamanan, dan momen yang paling memungkinkan bagi keluarga, sambil terus berdoa memohon perlindungan dan keberkahan. Penting untuk tidak menggantungkan nasib pada hitungan, melainkan pada kebesaran dan kasih sayang Allah.

Sebagai penutup, pindah rumah adalah awal baru. Memulai lembaran baru dengan keyakinan penuh pada Allah, ikhtiar yang sungguh-sungguh, dan doa yang tulus akan lebih mendatangkan ketenangan dan keberkahan sejati. Biarkan tradisi menjadi bagian dari kekayaan budaya, namun akidah tetap harus teguh pada ajaran agama yang hanif. Semoga kepindahan Anda selalu dilimpahi rahmat dan karunia-Nya.

🏠 Homepage