Bulan Ramadhan adalah momen yang paling dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Ia bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga bulan untuk merenung, introspeksi diri, meningkatkan ibadah, dan menebalkan rasa empati terhadap sesama. Pertanyaan yang sering muncul menjelang kedatangannya adalah, "Berapa hari lagi kah puasa Ramadhan akan dimulai?"
Menentukan kapan tepatnya puasa Ramadhan akan dimulai memang membutuhkan perhitungan yang cermat. Berbeda dengan kalender Masehi yang memiliki patokan tetap, penentuan awal Ramadhan menggunakan kalender Hijriyah, yang berdasarkan pergerakan bulan. Metode yang umum digunakan adalah dengan melihat hilal (bulan sabit muda) setelah matahari terbenam pada tanggal 29 Sya'ban. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya adalah tanggal 1 Ramadhan. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Sya'ban akan digenapkan menjadi 30 hari, dan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari berikutnya. Dalam beberapa tahun terakhir, metode hisab (perhitungan astronomis) semakin akurat dan sering kali menjadi acuan awal yang kuat, meskipun pengamatan hilal secara rukyatul hilal tetap menjadi penentu utamanya bagi sebagian kalangan atau lembaga keagamaan. Perbedaan metode dan pandangan terkadang bisa menimbulkan selisih beberapa hari dalam penentuan awal puasa antara satu daerah atau kelompok dengan yang lain. Namun, bagi mayoritas umat Islam, kalender yang telah disusun berdasarkan perhitungan astronomis yang matang sering kali memberikan perkiraan yang sangat mendekati. Anda bisa menemukan banyak sumber terpercaya yang menyajikan jadwal imsakiyah dan kalender Ramadhan yang sudah diperhitungkan hingga detail harinya.
Perkiraan jumlah hari hingga awal Ramadhan:
Menghitung...Hari
Mengetahui berapa hari lagi kah puasa Ramadhan dapat membantu kita mempersiapkan diri dengan lebih baik. Persiapan ini tidak hanya bersifat fisik, seperti mengatur pola makan dan tidur, tetapi juga spiritual. Sejak jauh-jauh hari, kita bisa mulai meningkatkan kualitas ibadah kita, membaca Al-Qur'an lebih sering, memperbanyak dzikir, dan membersihkan hati dari segala prasangka buruk atau kedengkian.
Bulan Sya'ban yang mendahului Ramadhan sering kali disebut sebagai bulan persiapan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri sangat menyibukkan diri dengan ibadah pada bulan Sya'ban. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Itu adalah bulan yang dilupakan manusia, padahal itu adalah bulan dinaikkannya amal-amal kepada Allah Ta’ala. Maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasa'i).
Oleh karena itu, menghitung mundur hari menuju Ramadhan bukan hanya sekadar angka. Ini adalah pengingat untuk kita senantiasa menyambut bulan mulia ini dengan hati yang lapang dan semangat ibadah yang membara. Mari kita manfaatkan sisa waktu yang ada untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan mempersiapkan hati untuk meraih keberkahan Ramadhan semaksimal mungkin. Semoga kita semua diberikan usia dan kesehatan untuk dapat menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan.