Surah Al-Baqarah, ayat 284 hingga 286, merupakan penutup dari surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat ini sarat makna mendalam mengenai hakikat kekuasaan Allah SWT yang mutlak, pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu, serta bentuk permohonan ampun dan pertanggungjawaban manusia di hadapan-Nya. Memahami ayat-ayat ini memberikan perspektif penting tentang keesaan Allah dan bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan di dunia.
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan memperhitungkannya (tentang) kamu. Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ayat pembuka, ayat 284, menegaskan kepemilikan mutlak Allah atas seluruh alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Tidak ada satu pun entitas, sekecil apapun, yang berada di luar jangkauan dan pengetahuan-Nya. Frasa "apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya" menunjukkan bahwa Allah mengetahui segala isi hati, niat, dan bahkan bisikan jiwa yang mungkin tidak disadari atau sengaja disembunyikan oleh manusia. Hal ini bukan berarti setiap pikiran akan langsung dihisab dengan siksaan, melainkan untuk memberikan kesadaran bahwa setiap niat dan tindakan, sekecil apapun, memiliki konsekuensi di hadapan-Nya. Allah memberikan pilihan dan kebebasan kepada-Nya untuk memberikan ampunan bagi mereka yang dikehendaki-Nya, atau memberikan siksaan bagi mereka yang memang layak menerimanya, karena hanya Dia yang Maha Kuasa.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa), "Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada-Mulah tempat kembali."
Ayat 285 ini adalah pengakuan iman dari Rasulullah SAW dan kaum mukminin. Mereka beriman secara total kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya (termasuk Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an), serta seluruh rasul-Nya. Penolakan terhadap salah satu saja dari keyakinan dasar ini akan membatalkan keimanan. Pernyataan "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-Nya" menekankan pentingnya menerima seluruh nabi yang diutus Allah sebagai pembawa risalah-Nya, tanpa kecuali. Ini adalah pengakuan ketundukan dan kepatuhan total, diakhiri dengan doa permohonan ampun dan pengakuan bahwa hanya kepada Allah tempat kembali. Ayat ini mengajarkan kita untuk memiliki keyakinan yang utuh dan mengamalkan ajaran-ajaran-Nya dengan penuh ketaatan.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan mendapat (siksa) dari (keburukan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau membebani orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Ayat terakhir, ayat 286, memberikan penegasan yang sangat melegakan bagi umat manusia. Allah tidak pernah membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Setiap amal perbuatan, baik yang baik maupun yang buruk, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Ini adalah prinsip keadilan ilahi. Dilanjutkan dengan doa permohonan yang sangat indah dan penuh kerendahan hati: agar tidak dihukum karena kelupaan atau kesalahan, agar tidak dibebani dengan kewajiban yang berat seperti umat terdahulu, dan agar diberi kekuatan untuk menghadapi ujian kehidupan. Doa ini mencakup permohonan ampun, pengampunan dosa, dan curahan rahmat dari Allah. Penutup doa, "Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir," menunjukkan ketergantungan penuh kepada Allah sebagai pelindung dan penolong dalam menghadapi segala kesulitan, terutama dalam perjuangan melawan kebatilan.
Secara keseluruhan, ayat 284-286 Surah Al-Baqarah mengajarkan kita tentang kebesaran dan kekuasaan Allah yang tak terbatas, pengetahuan-Nya yang meliputi segalanya, serta keadilan dan kasih sayang-Nya. Ayat-ayat ini juga menjadi pengingat akan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah, pentingnya memiliki keimanan yang utuh, dan doa-doa yang harus senantiasa dipanjatkan untuk memohon kemudahan, ampunan, dan pertolongan-Nya. Membaca dan merenungkan ayat-ayat ini dapat memperkuat keyakinan kita dan membimbing kita untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.