Ilustrasi visual seekor angsa di perairan.
Angsa adalah salah satu burung air paling ikonik dan mudah dikenali di dunia. Dikenal karena lehernya yang panjang melengkung elegan, ukuran tubuhnya yang besar, dan perilakunya yang sering terlihat tenang saat berenang di danau atau kolam, angsa memikat perhatian banyak orang. Secara ilmiah, angsa termasuk dalam famili Anatidae, yang juga mencakup bebek dan angsa hitam (swans). Angsa adalah burung yang hidup di lingkungan perairan tawar maupun payau, dan keberadaannya seringkali menjadi simbol keindahan alam.
Secara umum, angsa dibagi menjadi beberapa genera utama, meskipun yang paling terkenal adalah genus Cygnus. Dalam genus ini terdapat sekitar tujuh spesies angsa yang tersebar di berbagai belahan dunia, dari belahan bumi utara hingga selatan. Salah satu yang paling sering dijumpai di Eropa dan Asia adalah Angsa Putih (Cygnus olor), yang seringkali menjadi pilihan dalam taman-taman kota karena keindahannya. Sementara itu, di Amerika Utara, kita mengenal Angsa Tundar (Cygnus columbianus) dan Angsa Trompet (Cygnus buccinator), yang terkenal dengan ukurannya yang sangat besar.
Apa yang membedakan angsa dari bebek atau angsa hitam adalah ukuran tubuhnya yang cenderung lebih besar dan kaki yang ditempatkan lebih jauh ke belakang, yang membuatnya sangat efisien saat berenang tetapi sedikit canggung saat berjalan di darat. Warna bulu angsa umumnya didominasi putih, namun ada pula spesies yang memiliki warna abu-abu atau hitam, seperti Angsa Hitam (Cygnus atratus) dari Australia, yang memiliki leher hitam pekat kontras dengan tubuh putihnya.
Angsa adalah hewan herbivora sejati. Makanan utama mereka terdiri dari akar tanaman air, batang, daun, serta rumput di sekitar tepi perairan. Mereka mencari makan dengan cara menyelamkan kepala dan leher mereka ke dalam air, sebuah perilaku yang sangat efisien mengingat panjang leher mereka memungkinkan mereka menjangkau vegetasi di dasar perairan dangkal. Seringkali, kita melihat angsa membalikkan tubuhnya dengan kaki di atas air saat mencari makan di dasar, sebuah pemandangan yang unik di dunia burung air.
Dalam hal sosial, angsa terkenal sangat teritorial, terutama selama musim kawin. Meskipun mereka sering terlihat dalam kelompok besar di tempat makan, mereka akan membentuk pasangan monogami yang kuat dan setia. Angsa dikenal setia, dan banyak spesies mempertahankan pasangan yang sama sepanjang hidup mereka—sebuah fakta yang sering membuat mereka menjadi simbol keabadian cinta. Pasangan ini akan bekerja sama membangun sarang besar yang terbuat dari tumpukan ranting, rumput, dan bulu di tempat yang tersembunyi dekat air.
Induk angsa betina biasanya menetaskan antara 3 hingga 10 telur. Setelah menetas, anak angsa yang disebut 'gosling' akan sangat bergantung pada kedua induknya. Induk angsa jantan akan bertindak sebagai pelindung sarang dan wilayah, seringkali menunjukkan agresi yang mengejutkan terhadap penyusup, termasuk manusia, jika merasa teritorinya terancam. Kesetiaan parental ini adalah salah satu ciri paling mencolok dari perilaku angsa.
Beberapa spesies angsa adalah burung migran yang melakukan perjalanan jarak jauh antar wilayah perkembangbiakan musim panas di utara dan wilayah musim dingin di selatan. Perjalanan migrasi ini membutuhkan stamina luar biasa. Mereka terbang dalam formasi 'V', mirip seperti angsa, di mana posisi di depan secara bergantian mengambil peran untuk memecah hambatan angin bagi anggota kelompok di belakangnya. Formasi ini menunjukkan tingkat kerja sama kelompok yang tinggi dalam kelompok mereka.
Namun, tidak semua angsa bermigrasi. Angsa yang hidup di daerah dengan musim dingin yang tidak terlalu ekstrem, atau yang telah beradaptasi dengan keberadaan manusia (misalnya di taman kota yang menyediakan makanan), seringkali menjadi penghuni tetap. Adaptasi mereka terhadap lingkungan perkotaan menunjukkan fleksibilitas spesies ini, meskipun ini juga membawa tantangan baru terkait kesehatan dan interaksi dengan manusia.
Angsa adalah subjek yang kaya dalam mitologi dan budaya. Dalam banyak tradisi Eropa, angsa sering dikaitkan dengan keindahan, kesucian, dan puisi—contoh paling terkenal adalah kisah "Angsa Mati" (Swan Song), yang merujuk pada anggapan bahwa seekor angsa hanya akan bernyanyi satu kali, yaitu sesaat sebelum kematiannya. Dalam cerita rakyat lainnya, angsa seringkali menjadi penjelmaan dewa atau roh wanita. Secara keseluruhan, angsa adalah representasi alam liar yang anggun namun memiliki sisi protektif yang kuat, menjadikannya burung yang selalu menarik untuk dipelajari dan dikagumi.