Anggrek tanah, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Spathoglottis, merupakan salah satu kelompok anggrek yang paling menarik bagi para pemula sekaligus kolektor sejati. Berbeda dengan kebanyakan anggrek yang bersifat epifit (menempel pada pohon), anggrek genus ini adalah terestrial, yang berarti mereka tumbuh subur di dalam tanah, mirip seperti tanaman hias biasa. Keberadaan mereka yang hidup di darat menjadikan perawatan anggrek tanah Spathoglottis relatif lebih mudah dikelola di luar lingkungan hutan tropis.
Salah satu spesies yang paling populer adalah Spathoglottis plicata, yang dikenal luas karena ketahanannya dan bunganya yang mencolok. Bunganya seringkali muncul dalam rangkaian tandan yang panjang, menjulang tinggi di atas dedaunan, memberikan warna cerah pada taman. Warna bunga anggrek tanah Spathoglottis bervariasi, mulai dari ungu cerah, merah muda pekat, hingga putih gading. Variasi warna inilah yang menjadikannya primadona di berbagai taman tropis di seluruh dunia.
Tanaman ini memiliki ciri khas berupa batang semu (pseudobulb) yang agak memanjang dan daun yang panjang, berlipat (plicata), serta berbentuk seperti kipas atau pedang. Daunnya seringkali menampilkan urat-urat yang tegas dan memanjang hingga beberapa puluh sentimeter. Karena sifatnya yang terestrial, sistem perakaran anggrek tanah Spathoglottis membutuhkan media tanam yang baik dalam menahan kelembaban namun tetap memastikan drainase yang sangat baik untuk mencegah pembusukan akar.
Asal muasal genus ini tersebar luas di Asia Tenggara hingga Oseania. Mereka menyukai kondisi panas dan lembab, menjadikannya sangat cocok untuk ditanam di iklim Indonesia. Meskipun disebut anggrek tanah, mereka tidak menyukai kondisi yang terlalu basah atau tergenang air. Kunci keberhasilannya terletak pada keseimbangan antara penyiraman yang cukup dan aerasi media tanam yang memadai.
Anggrek tanah Spathoglottis membutuhkan cahaya matahari yang cukup banyak untuk memicu pembungaan. Idealnya, mereka memerlukan paparan sinar matahari pagi penuh atau sinar matahari tidak langsung yang sangat terang sepanjang hari. Kekurangan cahaya akan menyebabkan daun tumbuh lebat, namun tanaman enggan berbunga. Hindari paparan sinar matahari siang terik yang dapat membakar daun.
Karena mereka tumbuh di tanah, pemilihan media sangat krusial. Media yang baik harus ringan, porous, dan kaya bahan organik. Campuran sekam bakar, pakis cacah, dan sedikit kompos biasanya menjadi kombinasi yang efektif. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang besar. Media yang terlalu padat akan menghambat pernapasan akar, yang merupakan musuh utama bagi hampir semua jenis anggrek, termasuk Spathoglottis.
Siram secara teratur saat media tanam mulai mengering. Pada musim kemarau, frekuensi penyiraman mungkin perlu ditingkatkan. Namun, pastikan air tidak menggenang di piring penampung pot. Kelembaban relatif tinggi sangat disukai oleh anggrek tanah ini, tetapi kelembaban pada daun harus cepat mengering setelah penyiraman atau hujan.
Untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan pembungaan yang melimpah, pemupukan rutin diperlukan. Gunakan pupuk seimbang (NPK) secara berkala saat tanaman aktif tumbuh, dan tingkatkan kandungan Fosfor (P) ketika hendak memicu pembungaan. Pupuk cair yang diaplikasikan melalui penyiraman adalah metode yang umum digunakan untuk anggrek tanah ini.
Secara keseluruhan, dengan perawatan dasar yang tepat, anggrek tanah Spathoglottis akan menjadi tambahan yang fantastis bagi koleksi tanaman Anda, menawarkan keindahan tropis yang tidak memerlukan perawatan sekompleks anggrek epifit lainnya. Mereka adalah simbol ketangguhan dan warna cerah di dunia flora.