Anggrek selop, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Paphiopedilum, adalah salah satu kelompok anggrek paling memukau dan mudah dikenali di dunia. Dinamakan 'selop' karena bentuk labellum (kelopak bawah) mereka yang khas menyerupai kantung atau sepatu selop wanita. Keunikan bentuk ini bukan sekadar hiasan semata, melainkan sebuah evolusi cerdik untuk memastikan proses penyerbukan yang efisien.
Berbeda dengan banyak anggrek tropis lainnya yang tumbuh menempel pada pohon (epifit), mayoritas anggrek selop adalah terestrial (tumbuh di tanah) atau litofit (tumbuh di atas batu). Mereka mendiami lantai hutan yang teduh di berbagai belahan Asia Tenggara, mulai dari Himalaya hingga Indonesia, yang memberikan mereka adaptasi khusus terhadap cahaya redup dan kelembaban tinggi.
Daya tarik utama anggrek selop terletak pada labellum berbentuk kantungnya. Struktur ini berfungsi sebagai perangkap bagi serangga penyerbuk. Ketika serangga masuk mencari nektar atau perlindungan, ia dipaksa keluar melalui jalur sempit di mana stigma dan antera berada, memastikan serbuk sari menempel pada tubuhnya sebelum serangga tersebut menemukan jalan keluar lain menuju bunga lain.
Selain labellum yang mencolok, anggrek selop juga memiliki sepal dorsal (kelopak atas) yang seringkali besar dan tegak, sering dihiasi pola garis-garis atau bintik-bintik menarik. Pola ini berperan vital dalam menarik perhatian serangga dari jarak jauh.
Kolektor anggrek sangat menghargai keragaman anggrek selop. Meskipun banyak jenis memiliki warna dasar hijau, cokelat, atau krem, hibridisasi modern telah menghasilkan spektrum warna yang luar biasa. Anda bisa menemukan selop berwarna merah anggur pekat, ungu tua, putih bersih, hingga kombinasi warna yang rumit dengan corak batik yang mempesona.
Meskipun anggrek selop terkenal lebih mudah dirawat dibandingkan beberapa genus anggrek lainnya, mereka tetap membutuhkan kondisi lingkungan yang stabil. Memahami habitat alami mereka adalah kunci sukses dalam memeliharanya di rumah.
Karena sifatnya yang terestrial, anggrek selop memerlukan media tanam yang menahan kelembaban tetapi memiliki drainase yang sangat baik. Campuran lumut sphagnum, kulit kayu pinus yang telah membusuk, dan sedikit arang seringkali menjadi pilihan ideal. Hindari media yang terlalu padat karena dapat menyebabkan akar membusuk.
Anggrek selop tidak menyukai sinar matahari langsung. Mereka tumbuh subur di bawah naungan. Cahaya yang ideal adalah cahaya terang yang tersebar (indirect bright light). Jendela yang menghadap ke timur atau di bawah naungan tanaman lain adalah lokasi yang baik. Terlalu banyak sinar matahari akan menyebabkan daun menguning atau terbakar.
Ini adalah faktor paling krusial. Selalu jaga agar media tanam tetap lembab, tetapi tidak pernah becek. Siram ketika permukaan media mulai terasa kering saat disentuh. Mereka menyukai kelembaban udara tinggi (50% ke atas). Penggunaan humidifier atau penempatan pot di atas baki berisi kerikil dan air dapat membantu menjaga kelembaban lingkungan sekitar.
Pupuk yang seimbang dengan konsentrasi rendah perlu diberikan secara rutin selama musim pertumbuhan aktif (biasanya saat mulai muncul tunas baru). Gunakan formula pupuk khusus anggrek dan aplikasikan dengan kekuatan seperempat atau setengah dosis yang dianjurkan setiap dua minggu sekali.
Anggrek selop menawarkan keindahan abadi dan struktur bunga yang kompleks, menjadikannya favorit baik bagi pemula maupun kolektor berpengalaman. Dengan meniru kondisi lantai hutan yang teduh, lembab, dan media tanam yang berpori, Anda dapat menikmati keajaiban evolusi botani ini mekar di rumah Anda.
Memelihara anggrek selop bukan hanya tentang memastikan mereka hidup, tetapi juga tentang mengapresiasi bagaimana alam merancang bentuk yang begitu sempurna untuk kelangsungan hidup spesiesnya. Kehadiran bunga berbentuk kantung yang elegan ini pasti akan menjadi pusat perhatian di koleksi tanaman Anda.