Visualisasi artistik bunga Anggrek Dasi (Oncidium).
Anggrek, dengan keragaman bentuk dan warnanya yang memukau, selalu menjadi primadona di dunia hortikultura. Di antara ribuan spesies, terdapat satu kelompok yang seringkali menarik perhatian karena keunikan bentuk bunganya, yaitu **Anggrek Dasi**, atau yang lebih dikenal secara ilmiah sebagai genus *Oncidium*. Nama "Anggrek Dasi" sendiri merujuk pada bentuk unik labellum (kelopak bawah) bunga ini yang seringkali tampak seperti pita lebar atau dasi kupu-kupu yang elegan.
Genus *Oncidium* merupakan bagian dari keluarga Orchidaceae yang sangat besar dan tersebar luas, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Berbeda dengan anggrek tropis yang lebat seperti *Phalaenopsis*, banyak *Oncidium* bersifat epifit, artinya mereka tumbuh menempel pada pohon tanpa merugikan inangnya. Ciri khas utama yang membedakan anggrek ini adalah struktur bunganya.
Setiap bunga *Oncidium* biasanya memiliki tiga sepal dan tiga petal (dua kelopak samping dan satu labellum). Labellum pada anggrek ini biasanya jauh lebih besar dan menonjol dibandingkan dengan petal lainnya. Inilah yang memberikan ilusi visual menyerupai dasi atau pita. Warna bunga *Oncidium* sangat bervariasi, mulai dari kuning cerah yang mendominasi, seringkali dihiasi dengan bercak atau garis cokelat kemerahan pada labellumnya, menciptakan kontras yang dramatis.
Salah satu alasan mengapa Anggrek Dasi populer di kalangan penghobi, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, adalah karena relatif mudah perawatannya. Mereka umumnya lebih toleran terhadap kondisi rumah dibandingkan beberapa genus anggrek lain yang lebih sensitif. Kunci utama keberhasilan dalam budidaya *Oncidium* terletak pada pengaturan cahaya, penyiraman, dan media tanam yang tepat.
Cahaya yang ideal adalah cahaya terang namun tidak langsung. Jika anggrek ini mendapatkan terlalu banyak sinar matahari langsung, daunnya bisa terbakar dan berubah menjadi kuning pucat. Sebaliknya, kekurangan cahaya akan menghambat proses pembungaan. Idealnya, letakkan anggrek ini di dekat jendela yang menghadap timur atau selatan yang tersaring oleh tirai tipis.
Sama seperti kebanyakan anggrek epifit, *Oncidium* tidak menyukai kondisi yang tergenang air. Akar mereka membutuhkan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah pembusukan. Penyiraman harus dilakukan ketika media tanam—biasanya berupa campuran kulit kayu pinus, perlite, atau arang—sudah terasa kering saat disentuh. Di iklim tropis yang lembap, ini mungkin berarti penyiraman setiap 3 hingga 5 hari sekali, namun di musim kemarau atau di ruangan ber-AC, frekuensinya mungkin perlu disesuaikan.
Kelembapan lingkungan juga penting. Meskipun mereka dapat mentolerir kelembapan rumah standar, pembungaan yang lebih baik akan tercapai jika kelembapan relatif dijaga di atas 50%. Teknik sederhana seperti meletakkan pot di atas nampan berisi kerikil dan air (pastikan dasar pot tidak menyentuh air) dapat membantu menciptakan mikroklimat yang lebih lembap di sekitar tanaman.
Anggrek Dasi seringkali dikenal karena kuntum bunganya yang bergerombol pada tangkai panjang yang menjulang tinggi, menciptakan efek seperti "awan emas" saat mekar. Fenomena ini sangat bergantung pada suhu. Banyak kultivar *Oncidium* memerlukan periode penurunan suhu malam hari (disebut 'tekanan dingin' atau *cool-down*) untuk memicu pembentukan tangkai bunga.
Penurunan suhu sekitar 5 hingga 10 derajat Celsius di malam hari selama beberapa minggu pada akhir musim panas atau awal musim gugur seringkali menjadi pemicu efektif. Ketika batang baru (pseudobulb) sudah matang dan padat, pemberian pupuk dengan kandungan fosfor yang sedikit lebih tinggi dapat mendorong pembentukan spike (tangkai bunga). Keindahan anggrek ini benar-benar terbayarkan lunas saat ribuan bunga kecilnya yang menyerupai dasi bermekaran serempak, memberikan pemandangan yang tak terlupakan bagi setiap pecinta tanaman hias.