Ilustrasi: Posisi epiglotis saat menelan.
Setiap hari, kita melakukan gerakan yang sangat kompleks namun seringkali tidak disadari: menelan. Saat kita makan atau minum, ada dua jalan yang terbuka di tenggorokan kita: satu untuk makanan dan minuman menuju lambung (esofagus), dan satu lagi untuk udara menuju paru-paru (trakea). Keduanya berbagi jalur yang sama di bagian tenggorokan atas. Di sinilah peran krusial anatomi epiglotis menjadi sangat penting.
Anatomi epiglotis merujuk pada struktur tulang rawan berbentuk seperti daun yang terletak di pangkal lidah, tepat di belakang tenggorokan. Epiglotis adalah salah satu dari tiga jenis tulang rawan utama yang membentuk laring (kotak suara), bersama dengan tiroid dan krikoid. Namun, tidak seperti tulang rawan tiroid dan krikoid yang sebagian besar kaku, epiglotis memiliki fleksibilitas yang memungkinkannya bergerak.
Secara struktural, epiglotis terdiri dari kartilago elastis yang dilapisi oleh membran mukosa. Permukaannya memiliki reseptor yang peka terhadap sentuhan, yang berperan dalam refleks menelan. Bentuknya yang seperti daun atau "lidah" inilah yang memberinya nama, berasal dari bahasa Yunani "epi" (di atas) dan "glottis" (lidah). Posisi anatomisnya sangat strategis, menggantung tepat di atas bukaan laring, yang dikenal sebagai glotis.
Fungsi utama dan paling vital dari epiglotis adalah sebagai katup pelindung. Saat kita bernapas, epiglotis biasanya berada dalam posisi tegak, terbuka, memungkinkan udara mengalir bebas ke dalam trakea dan paru-paru. Namun, ketika kita menelan, sebuah mekanisme refleks yang luar biasa terjadi:
Penutupan ini memastikan bahwa makanan dan minuman dialihkan ke arah esofagus (kerongkongan) dan bukan masuk ke dalam saluran pernapasan. Jika epiglotis tidak berfungsi dengan baik, partikel makanan atau cairan dapat masuk ke trakea, menyebabkan batuk, tersedak, atau bahkan aspirasi pneumonia yang serius.
Untuk memahami cara kerjanya, penting untuk melihat anatomi epiglotis lebih detail:
Epiglotis berbentuk seperti daun yang lebar di bagian atas (superior) dan menyempit ke bawah (inferior). Ukurannya bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin, namun rata-rata memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Ujung bawahnya (batang) melekat pada tulang rawan tiroid laring melalui ligamen atau lipatan membran.
Permukaan epiglotis dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis yang tidak bertanduk. Bagian posterior (belakang) menghadap ke arah faring dan berbatasan dengan epitel yang sama. Permukaan anterior (depan) menghadap ke arah lidah.
Inti dari epiglotis adalah tulang rawan elastis. Jenis tulang rawan ini berbeda dari tulang rawan hialin yang membentuk sebagian besar kerangka. Tulang rawan elastis lebih fleksibel dan memiliki serat elastis dalam matriksnya, yang memungkinkannya untuk kembali ke bentuk semula setelah tertekan atau tertekuk. Sifat elastis inilah yang krusial untuk fungsi penutupannya.
Epiglotis didukung oleh beberapa otot dan terhubung ke struktur sekitarnya melalui ligamen. Otot-otot intrinsik laring dan otot-otot faring berperan dalam menggerakkan laring dan memfasilitasi penutupan epiglotis selama menelan. Ligamen tiroepiglotik adalah salah satu koneksi penting yang mengikat epiglotis ke tulang rawan tiroid.
Gangguan pada anatomi epiglotis dapat memiliki konsekuensi serius. Salah satu kondisi paling mengkhawatirkan adalah epiglotitis, peradangan parah pada epiglotis yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (terutama Haemophilus influenzae tipe b, meskipun vaksinasi telah mengurangi insidensinya secara signifikan). Epiglotitis adalah keadaan darurat medis karena pembengkakan epiglotis dapat dengan cepat menyumbat jalan napas, menyebabkan kesulitan bernapas yang parah.
Selain itu, masalah pada refleksi epiglotis dapat terjadi pada individu dengan gangguan neurologis, pasca-operasi di area kepala dan leher, atau akibat cedera. Kesulitan menelan (disfagia) adalah gejala umum yang mungkin menunjukkan masalah terkait fungsi epiglotis.
Memahami anatomi epiglotis bukan hanya penting bagi para profesional medis, tetapi juga bagi kita sebagai individu untuk menghargai mekanisme tubuh yang kompleks ini. Epiglotis, struktur kecil yang sering terlupakan ini, adalah penjaga vital yang memastikan setiap tegukan makanan dan minuman sampai ke tempat yang seharusnya, menjaga jalan napas kita tetap aman.