Dalam dunia penelitian, terutama yang melibatkan data kuantitatif, memahami hubungan antara variabel merupakan aspek krusial. Salah satu metode statistik yang sering digunakan untuk menganalisis hubungan ini adalah analisis korelasi. Namun, tidak semua data mengikuti distribusi normal, dan terkadang kita dihadapkan pada data ordinal atau data interval yang distribusinya tidak simetris. Dalam kasus seperti ini, analisis korelasi Spearman hadir sebagai alternatif yang sangat efektif.
Analisis korelasi Spearman, yang juga dikenal sebagai koefisien korelasi rank Spearman (Spearman's rho), adalah uji non-parametrik yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan monotonik antara dua variabel. Berbeda dengan korelasi Pearson yang mengukur hubungan linear, korelasi Spearman bekerja dengan mengurutkan data dari setiap variabel terlebih dahulu, kemudian menghitung koefisien korelasi Pearson pada data yang sudah diubah menjadi peringkat (rank).
Ada beberapa alasan utama mengapa peneliti memilih menggunakan korelasi Spearman:
Meskipun fleksibel, korelasi Spearman memiliki keterbatasan:
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) menyediakan fasilitas yang mudah untuk melakukan analisis korelasi Spearman. Berikut adalah langkah-langkah umum:
Pastikan data Anda sudah terorganisir dengan baik di jendela Data View SPSS, dengan setiap variabel berada di kolomnya masing-masing.
Pilih menu Analyze > Correlate > Bivariate...
Dalam kotak dialog Bivariate Correlations, pindahkan variabel-variabel yang ingin Anda analisis ke kotak Variables.
Di bagian bawah kotak dialog, pada pilihan Correlation Coefficients, pastikan Anda mencentang opsi Spearman. Anda juga bisa mencentang Pearson jika ingin membandingkan hasilnya, namun fokus utama kita adalah Spearman.
Di bagian Test of Significance, pilih Two-tailed (untuk melihat arah hubungan dua arah) atau One-tailed (jika Anda memiliki hipotesis yang sangat spesifik tentang arah hubungan).
Klik tombol OK. SPSS akan menampilkan output analisis korelasi di jendela Output Viewer.
Output SPSS untuk korelasi Spearman akan menampilkan tabel yang berisi:
Secara umum, interpretasi kekuatan hubungan korelasi Spearman adalah sebagai berikut (meskipun ini bisa bervariasi tergantung bidang studi):
Nilai Sig. (2-tailed) digunakan untuk menentukan apakah hubungan tersebut signifikan secara statistik. Jika nilai Sig. lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (biasanya 0.05), maka kita menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa ada hubungan monotonik yang signifikan antara kedua variabel. Sebaliknya, jika Sig. lebih besar dari 0.05, maka hubungan tersebut tidak signifikan secara statistik.
Ingatlah bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Hasil analisis korelasi Spearman hanya menunjukkan adanya hubungan, bukan berarti satu variabel menyebabkan perubahan pada variabel lainnya.
Dengan memahami konsep dan langkah-langkah melakukan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS, Anda dapat menganalisis hubungan antar variabel secara lebih tepat, terutama ketika asumsi normalitas tidak terpenuhi atau ketika berhadapan dengan data ordinal. Ini merupakan alat penting dalam gudang statistik bagi setiap peneliti.