Ilustrasi simbolis yang menggambarkan kekuatan iman dan kebijaksanaan.
Ayat-ayat suci Al-Qur'an merupakan petunjuk hidup yang komprehensif bagi umat Islam. Setiap ayat mengandung hikmah dan pelajaran yang relevan untuk berbagai aspek kehidupan. Salah satu ayat yang sering dibahas dan memiliki kedalaman makna adalah Surah An Nisa ayat 54. Ayat ini bukan hanya sekadar bacaan, melainkan fondasi penting dalam memahami hakikat keimanan, tanggung jawab, dan hubungan manusia dengan Allah SWT.
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۖ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُّلْكًا عَظِيمًا
"Apakah mereka dengki kepada manusia (Muhammad dan pengikutnya) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan pula kepada mereka kerajaan yang besar."
Surah An Nisa secara umum membahas tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan perempuan dan keluarga, namun juga merambah ke berbagai aspek muamalah dan akidah. Ayat 54 ini turun dalam konteks menghadapi orang-orang yang memiliki sifat dengki dan iri hati terhadap kenabian Nabi Muhammad SAW serta karunia yang Allah berikan kepadanya. Ayat ini mengingatkan bahwa keutamaan dan karunia yang diberikan Allah adalah murni dari-Nya dan tidak seharusnya ditanggapi dengan kedengkian.
Ayat ini secara lugas menyinggung sifat dengki yang ada pada sebagian orang terhadap karunia Allah yang diberikan kepada orang lain. Dalam konteks ini, "manusia" yang dimaksud merujuk pada Nabi Muhammad SAW dan umat Islam yang menerima risalah Islam. Kedengkian ini timbul karena mereka tidak rela melihat keutamaan yang dimiliki Nabi Muhammad, baik itu kenabian, Al-Qur'an, maupun pengikut yang setia.
Allah SWT kemudian menguatkan argumen-Nya dengan mencontohkan keluarga Ibrahim AS. Allah menegaskan bahwa Dia telah menganugerahkan kepada keluarga Ibrahim tidak hanya sekadar Kitab (wahyu atau syariat) dan Hikmah (pemahaman mendalam terhadap agama, kebijaksanaan dalam bertindak), tetapi juga "kerajaan yang besar". Pemberian ini menunjukkan bahwa karunia Allah bersifat luas, mencakup aspek spiritual, intelektual, dan material, serta diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Poin penting yang dapat ditarik dari ayat ini adalah:
Memahami An Nisa ayat 54 memberikan banyak pelajaran berharga untuk kehidupan sehari-hari. Pertama, kita diajarkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sekecil apapun itu. Alih-alih membanding-bandingkan dengan orang lain dan merasa kurang, fokuslah pada apa yang telah dianugerahkan.
Kedua, kita harus introspeksi diri dari sifat dengki. Jika kita merasa ada rasa iri dalam hati melihat kesuksesan orang lain, maka segera perbaiki diri dengan berdoa memohon perlindungan dari sifat tersebut dan berdoa agar Allah SWT juga menganugerahkan kebaikan serupa atau yang lebih baik kepada kita. Ingatlah bahwa rezeki dan keutamaan itu sudah diatur oleh Allah.
Ketiga, ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya ilmu (Kitab) dan kebijaksanaan (Hikmah). Memiliki ilmu agama yang benar dan mampu mengamalkannya dengan bijak adalah karunia besar dari Allah. Hal ini juga yang membedakan seseorang dari orang yang sekadar memiliki kekuasaan atau kekayaan tanpa arah.
Keempat, pentingnya melihat sejarah para nabi, khususnya Nabi Ibrahim AS. Kisah beliau penuh dengan ujian kesabaran dan keteguhan iman. Keturunannya, termasuk Nabi Muhammad SAW, membawa ajaran yang sama untuk membawa rahmat bagi semesta alam.
An Nisa ayat 54 adalah pengingat kuat tentang bahaya kedengkian dan pentingnya mensyukuri nikmat Allah. Ayat ini mengajarkan kita untuk fokus pada perbaikan diri, meneladani para nabi, dan meyakini bahwa segala kebaikan berasal dari Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan isi ayat ini, diharapkan kita dapat terhindar dari sifat-sifat tercela dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan serta amal perbuatan kita.