Surah An-Nisa, ayat 158, merupakan salah satu ayat yang sering dibahas dalam tafsir Al-Qur'an karena mengandung makna mendalam mengenai kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT. Ayat ini secara eksplisit menyebutkan bahwa Allah tidak menzalimi hamba-Nya, melainkan diri mereka sendirilah yang menzalimi diri mereka. Berikut adalah teks ayat beserta terjemahannya:
وَأَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wa annallaha 'azizun hakim.
Artinya: "dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Konteks Ayat
Ayat ini turun sebagai penegasan setelah penjelasan mengenai nasib orang-orang yang kufur dan mengingkari ayat-ayat Allah. Dalam beberapa tafsir, ayat ini seringkali dibaca bersamaan dengan ayat sebelumnya, yaitu An-Nisa ayat 157, yang menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi mengira telah membunuh Isa Al-Masih, padahal kenyataannya tidak demikian. Mereka tidak memiliki keyakinan yang benar tentang apa yang terjadi, dan hal tersebut justru menjadi kezaliman bagi diri mereka sendiri.
Ayat 158 ini menjadi penutup yang kuat, menegaskan sifat-sifat Allah yang sempurna. Frasa "Wa annallaha 'azizun hakim" (dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) mengandung dua pesan utama:
Al-'Aziz (Maha Perkasa): Ini menegaskan bahwa Allah memiliki kekuasaan mutlak yang tidak tertandingi. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu mengalahkan atau menggagalkan kehendak-Nya. Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu, baik dalam penciptaan, pengaturan alam semesta, maupun dalam memberikan balasan bagi amal perbuatan hamba-Nya.
Al-Hakim (Maha Bijaksana): Sifat ini menunjukkan bahwa setiap tindakan dan keputusan Allah didasari oleh hikmah dan ilmu yang sempurna. Tidak ada satu pun ketetapan-Nya yang sia-sia atau tanpa tujuan. Kebijaksanaan-Nya mencakup segala aspek kehidupan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Makna Mendalam "Allah Tidak Menzalimi Diri Mereka"
Salah satu penekanan penting dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan An-Nisa 158 adalah pernyataan bahwa Allah tidak menzalimi siapa pun. Sebaliknya, kezaliman itu datang dari diri hamba itu sendiri. Ini dapat diartikan dalam beberapa cara:
Pelanggaran Batas Allah: Ketika seorang hamba melakukan maksiat, melanggar perintah Allah, atau menolak kebenaran, ia sebenarnya sedang menzalimi dirinya sendiri. Ia menjauhkan dirinya dari rahmat Allah, merusak fitrah sucinya, dan menutup pintu kebaikan bagi dirinya di dunia maupun akhirat.
Konsekuensi Perbuatan: Setiap perbuatan baik akan dibalas kebaikan, dan setiap perbuatan buruk akan mendapatkan balasan setimpal. Ini bukanlah bentuk kezaliman dari Allah, melainkan keadilan yang sempurna. Hamba yang memilih jalan kesesatan, maka konsekuensinya akan ia rasakan, dan itu adalah buah dari pilihannya sendiri.
Ujian dan Cobaan: Terkadang, Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan dan kesulitan. Ujian ini bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk membersihkan dosa, meningkatkan derajat, atau menguji keimanan. Jika hamba bersabar dan ridha, ia akan mendapatkan pahala besar. Namun, jika ia berkeluh kesah atau berputus asa, maka kerugian itu kembali kepada dirinya sendiri.
Implikasi bagi Kehidupan Muslim
Memahami An-Nisa ayat 158 memberikan beberapa pelajaran berharga bagi seorang Muslim:
Tanggung Jawab Pribadi: Kita harus menyadari bahwa kita adalah pembuat keputusan bagi diri kita sendiri. Kita bertanggung jawab penuh atas setiap pilihan dan tindakan yang kita ambil.
Menghindari Kufur Nikmat: Seringkali kita melupakan nikmat-nikmat Allah dan hanya fokus pada kekurangan. Padahal, bersyukur adalah bentuk pengakuan atas kebaikan Allah dan menjauhkan diri dari kezaliman terhadap diri sendiri.
Perpegang Teguh pada Kebenaran: Ketaatan pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya adalah kunci untuk meraih kebahagiaan hakiki. Kesesatan dan kemaksiatan hanya akan membawa kerugian jangka panjang.
Yakin pada Ketetapan Allah: Dalam menghadapi segala situasi, baik suka maupun duka, kita harus senantiasa meyakini bahwa di balik setiap ketetapan Allah ada hikmah yang agung. Sifat Al-'Aziz dan Al-Hakim Allah menjadi sumber kekuatan dan ketenangan jiwa.
Dengan memahami An-Nisa ayat 158, kita diingatkan untuk selalu introspeksi diri, memperbaiki kualitas ibadah, dan senantiasa memohon perlindungan serta pertolongan dari Allah SWT. Kebenaran dan kekuasaan-Nya adalah jaminan bahwa setiap usaha kita di jalan-Nya tidak akan sia-sia, dan setiap kelalaian kita akan menjadi pelajaran berharga bagi diri sendiri.