Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, adalah sumber petunjuk dan pedoman hidup yang mencakup segala aspek kehidupan. Di dalamnya, terdapat ayat-ayat yang mengandung peringatan keras bagi mereka yang menyimpang dari jalan kebenaran, sekaligus janji manis bagi hamba-hamba-Nya yang taat. Surah An Nisa, yang berarti "Wanita", memiliki banyak ayat yang membahas berbagai permasalahan sosial, hukum, dan moral. Di antara ayat-ayatnya yang mendalam, terdapat rentang an nisa 121 130 yang sarat dengan pesan ilahi. Rentang ayat ini menggarisbawahi konsekuensi dari mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan dan menjanjikan balasan berlipat ganda bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Ayat 121 dari Surah An Nisa secara tegas menyatakan bahwa mereka yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan kebahagiaan dan keamanan di akhirat. Allah berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah penghuni surga; mereka kekal di dalamnya." Frasa "beriman" mencakup keyakinan yang teguh kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk. Sementara "beramal saleh" merujuk pada segala perbuatan baik yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam, baik yang bersifat vertikal (hubungan dengan Allah) maupun horizontal (hubungan dengan sesama manusia). Keterkaitan antara keduanya sangatlah erat. Keimanan yang benar akan mendorong seseorang untuk berbuat baik, dan amal saleh yang konsisten akan memperkuat serta memantapkan keimanan.
Pesan ini menegaskan bahwa keimanan saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan amal perbuatan nyata. Begitu pula, amal perbuatan baik yang dilakukan tanpa dilandasi keimanan yang benar tidak akan bernilai di sisi Allah. Rentang ayat an nisa 121 130 ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara akidah dan syariat, antara hati dan anggota badan.
Di sisi lain, ayat-ayat berikutnya dalam rentang ini memberikan peringatan keras terhadap mereka yang terpedaya oleh janji-janji palsu dan mengikuti hawa nafsu tanpa kendali. Ayat 122 menegaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beriman dan beramal saleh, namun sebaliknya, mereka yang berbuat keburukan dan menyimpang dari ajaran-Nya akan mendapat balasan setimpal. Hal ini diperkuat oleh ayat 123 yang menyatakan bahwa surga bukanlah hak semata-mata karena keinginan seseorang, melainkan berdasarkan amal perbuatan. Siapa saja yang berbuat keburukan akan dibalas sesuai kadar keburukannya.
Ayat-ayat ini secara spesifik membantah klaim sebagian orang yang merasa berhak masuk surga hanya karena nasab keturunan atau amalan-amalan ringan tanpa ketulusan dan keikhlasan yang mendalam. Allah melihat hati dan niat di balik setiap perbuatan. Mengikuti hawa nafsu, misalnya dalam hal kekayaan dan kekuasaan, sering kali menjerumuskan seseorang pada perbuatan zalim dan melupakan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta.
Meskipun memberikan peringatan yang tegas, Surah An Nisa ayat 121-130 tetap menunjukkan keluasan rahmat dan keadilan Allah. Ayat 124 menekankan bahwa baik laki-laki maupun perempuan, jika mereka beriman dan beramal saleh, maka akan masuk surga dan tidak akan dizalimi sedikit pun. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak memandang jenis kelamin dalam memberikan balasan, melainkan murni berdasarkan keimanan dan amal perbuatan.
Ayat 125 dan 126 kembali menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menyamai Allah dalam hal agama. Orang yang menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah (muslim) dan berbuat baik, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Tuhannya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang terhadap hamba-Nya yang bertobat.
Ayat 127-130 semakin memperjelas aturan-aturan mengenai perempuan, termasuk hak-hak waris dan perlakuan yang adil. Namun, inti pesannya tetap sama: keadilan ilahi akan ditegakkan. Siapa saja yang mengikuti kehendak Allah, ia akan beruntung. Sebaliknya, siapa yang mengabaikan dan memilih jalannya sendiri, maka Allah tidak akan memberikan beban yang tidak sanggup ditanggungnya. Namun, konsekuensi dari pilihan tersebut tetap harus dipertanggungjawabkan.
Secara keseluruhan, rentang ayat an nisa 121 130 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi setiap Muslim. Kita diingatkan untuk senantiasa menjaga keimanan kita, memeliharanya dari keraguan dan tipu daya syaitan. Di samping itu, kita juga dituntut untuk mewujudkan keimanan tersebut dalam bentuk amal saleh yang ikhlas dan konsisten. Mengikuti hawa nafsu tanpa batas adalah jalan menuju kehancuran, sedangkan tunduk kepada perintah Allah adalah kunci keberuntungan dunia dan akhirat.
Pesan keadilan dan rahmat Allah juga menjadi penyejuk hati. Allah Maha Adil, setiap perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Namun, rahmat-Nya juga sangat luas bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali kepada-Nya. Dengan memahami dan merenungkan makna ayat-ayat ini, diharapkan kita dapat memperkuat komitmen kita untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa beriman dan beramal saleh, meraih ridha-Nya, dan pada akhirnya menjadi penghuni surga-Nya yang kekal.