Kamera pengawas (CCTV) memang diciptakan untuk menegakkan keamanan, namun terkadang, rekaman tersebut justru menghasilkan momen-momen komedi yang tak terduga. Keahlian para maling dalam melakukan kejahatan seringkali dikalahkan oleh kecanggungan mereka sendiri, apalagi ketika berhadapan dengan teknologi modern. Berikut adalah beberapa teks anekdot yang terinspirasi dari kisah nyata (atau yang mirip nyata) tentang bagaimana para pencuri gagal total karena terekam oleh mata tajam CCTV.
Di sebuah minimarket, seorang pria mencoba mencuri beberapa bungkus rokok mahal. Sesuai dengan skenario film, ia mencoba menutupi wajahnya. Bukan dengan masker standar, melainkan dengan dua buah apel yang ia beli sebelumnya. Ia memegang apel itu erat-erat di depan wajahnya, sehingga yang terlihat hanya seperempat dagu dan matanya.
Ironisnya, rencana penyamaran yang terkesan muluk-muluk itu justru gagal total karena ia terlalu jujur membayar 'alat penyamarannya' terlebih dahulu. CCTV merekam seluruh proses negosiasi apel dan pencurian yang terjadi setelahnya.
Kisah selanjutnya terjadi di sebuah perumahan mewah. Seorang pencuri profesional berhasil menyusup ke rumah saat penghuninya sedang liburan. Setelah berhasil membobol brankas kecil, ia merasa misi selesai. Namun, saat keluar melalui jendela kamar mandi, ia melakukan kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh kita semua: lupa mematikan lampu saat meninggalkan ruangan.
Polisi kemudian menganalisis rekaman CCTV eksterior. Momen penangkapan terjadi saat sang maling sedang berlari di halaman belakang.
Beberapa pencuri memang memiliki etika yang aneh. Suatu kali, di sebuah toko elektronik, seorang pria masuk setelah jam tutup. Ia tidak merusak pintu, melainkan dengan hati-hati mencoba membuka kunci pintu samping menggunakan alatnya.
Rekaman CCTV menunjukkan momen ketika ia akhirnya berhasil membuka pintu dan masuk. Alih-alih langsung menjarah, ia melakukan hal yang sangat tidak terduga.
Kisah-kisah di atas menunjukkan bahwa meskipun niat awal CCTV adalah untuk mengintimidasi para pelaku kejahatan, dalam praktiknya, ia seringkali menjadi alat komedi pasif. Teknologi yang seharusnya diam dan merekam tanpa emosi ini justru menangkap kebodohan manusia dalam situasi genting. Kebanyakan maling tertangkap CCTV bukan karena kecanggihan sistem keamanannya, melainkan karena kelalaian mereka sendiriāentah itu lupa melepas topi, tersenyum pada kamera, atau bahkan mencoba berkomunikasi secara verbal dengan perangkat pengawas tersebut.
Pada akhirnya, rekaman CCTV tidak hanya berfungsi sebagai bukti kejahatan, tetapi juga sebagai dokumentasi komedi tentang betapa sulitnya menjadi kriminal di era digital. Kecanggihan teknologi justru memperlihatkan betapa sederhananya kelemahan manusia saat berada di bawah tekanan. Jadi, bagi calon maling, tipsnya sederhana: sebelum beraksi, pastikan Anda sudah menguasai seluruh teknologi pengawas di lokasi, atau lebih baik lagi, cari profesi lain saja. Rekaman Anda mungkin akan jadi viral, tetapi bukan karena keberhasilan Anda, melainkan karena kebodohan Anda yang terekam dalam resolusi tinggi.