Penyakit angin duduk, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Angina Pectoris, adalah gejala dari penyakit jantung koroner (PJK). Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup suplai darah kaya oksigen karena adanya penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner. Memahami tanda penyakit angin duduk sangat krusial karena ini bisa menjadi peringatan dini sebelum serangan jantung yang sesungguhnya terjadi.
Angina bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah sinyal bahwa jantung sedang bekerja terlalu keras atau menerima pasokan yang kurang memadai. Sinyal ini sering kali muncul saat aktivitas fisik meningkat atau dalam situasi yang memicu stres emosional.
Gejala Utama dan Karakteristik Nyeri
Gejala paling khas dari angin duduk adalah rasa tidak nyaman atau nyeri di dada. Namun, nyeri ini seringkali berbeda dengan nyeri dada biasa. Penting untuk mengenali karakteristik spesifik dari nyeri tersebut agar penanganan bisa segera dilakukan.
Karakteristik nyeri dada pada angina biasanya digambarkan sebagai berikut:
- Rasa tertekan, diremas, berat, atau seperti ada beban berat di tengah dada.
- Rasa terbakar yang bisa disalahartikan sebagai sakit maag.
- Durasi nyeri biasanya singkat, berlangsung hanya beberapa menit (umumnya 1 sampai 5 menit), dan mereda setelah beristirahat atau minum obat nitrogliserin (jika diresepkan).
Area Penyebaran Nyeri (Radiasi)
Salah satu petunjuk kuat adanya angina adalah lokasi dan penyebaran nyeri. Rasa sakit tersebut tidak selalu terbatas hanya di dada bagian tengah. Nyeri akibat tanda penyakit angin duduk seringkali menjalar ke area lain, seperti:
- Lengan (terutama lengan kiri, namun bisa juga kanan).
- Leher dan rahang.
- Punggung bagian atas.
- Perut bagian atas (epigastrium).
Gejala Penyerta yang Tidak Boleh Diabaikan
Selain nyeri dada, tubuh seringkali memberikan sinyal lain ketika jantung sedang mengalami kekurangan oksigen. Gejala penyerta ini sering muncul bersamaan dengan rasa tertekan di dada dan memperkuat dugaan bahwa ini adalah episode angina:
- Sesak napas yang tiba-tiba atau kesulitan bernapas (dispnea).
- Keringat dingin yang berlebihan tanpa sebab yang jelas.
- Mual atau rasa ingin muntah.
- Pusing, kepala terasa ringan, atau bahkan pingsan.
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.
Jenis Angina dan Durasi
Angina terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan durasi serangannya. Mengenali jenisnya membantu pemahaman mengenai kondisi pasien:
- Angina Stabil: Ini adalah bentuk yang paling umum. Nyerinya dapat diprediksi, muncul saat aktivitas fisik atau stres, dan hilang dengan istirahat atau obat. Pola nyeri cenderung konsisten.
- Angina Tidak Stabil: Ini adalah kondisi darurat medis. Nyeri bisa muncul saat istirahat, lebih parah, lebih lama, atau tidak merespons pengobatan rutin. Angina tidak stabil menandakan risiko serangan jantung yang sangat tinggi.
- Angina Printzmetal (Variant Angina): Disebabkan oleh kejang sementara arteri koroner, bukan penyempitan permanen akibat plak. Biasanya terjadi saat istirahat.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
Meskipun Angina Stabil dapat dikelola, setiap episode nyeri dada harus ditanggapi dengan serius. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami salah satu dari tanda penyakit angin duduk berikut, jangan tunda untuk menghubungi layanan darurat medis:
Angina adalah panggilan bangun bagi kesehatan jantung. Jika Anda sering mengalami gejala ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung untuk evaluasi menyeluruh, penentuan diagnosis yang tepat, dan rencana pengelolaan risiko penyakit jantung koroner.