Ilustrasi: Pilar kebenaran dan keadilan.
Dalam Al-Qur'an, setiap ayat memiliki hikmah dan petunjuk yang mendalam bagi umat manusia. Salah satu ayat yang sering menjadi bahan perenungan adalah Surah An Nisa ayat 157. Ayat ini berkaitan erat dengan kisah para nabi, khususnya Nabi Isa alaihissalam, dan mengingatkan kita tentang hakikat kebenaran serta konsekuensi dari ingkar terhadap ayat-ayat Allah. Memahami makna Surah An Nisa ayat 157 secara komprehensif adalah langkah penting untuk memperkaya pemahaman kita tentang ajaran Islam.
"Dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, yaitu Isa putra Maryam, utusan Allah', padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (orang) yang diserupakan bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (pembunuhan)nya, benar-benar dalam keraguan terhadapnya. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak yakin telah membunuhnya."
Ayat ini secara tegas menolak klaim kaum Yahudi yang mengatakan bahwa mereka telah membunuh Isa alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta'ala menegaskan bahwa mereka tidak membunuh dan tidak menyalib Isa. Fakta yang terjadi adalah adanya sosok lain yang diserupakan dengan Isa sehingga mereka mengira telah membunuhnya. Penolakan ini bukan sekadar pernyataan, melainkan sebuah penegasan atas kebenaran ilahi dan membongkar kebohongan serta kesalahpahaman yang terjadi pada masa itu.
Dalam sejarah kenabian, Nabi Isa alaihissalam diutus sebagai pembawa risalah tauhid dan rahmat bagi Bani Israil. Namun, seperti halnya nabi-nabi sebelumnya, dakwah beliau seringkali menghadapi penolakan dan permusuhan, terutama dari kalangan elit agama Yahudi yang merasa terancam dengan ajaran beliau. Puncak dari permusuhan ini adalah upaya mereka untuk membunuh Isa.
Para mufassir atau ahli tafsir Al-Qur'an menjelaskan bahwa ketika kaum Yahudi bersepakat untuk menangkap dan membunuh Isa, Allah Ta'ala menyelamatkan hamba-Nya yang mulia itu dengan cara mengangkatnya ke langit. Sosok yang diserupakan dengan Isa inilah yang kemudian ditangkap dan disalib oleh mereka. Ini adalah bukti nyata kekuasaan Allah yang melindungi para utusan-Nya dari tipu daya musuh.
Penegasan dalam ayat 157 ini memberikan beberapa pelajaran penting:
Makna Surah An Nisa ayat 157 tidak hanya relevan untuk memahami sejarah para nabi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan kita saat ini. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana kebenaran disalahpahami, dikaburkan, atau bahkan diputarbalikkan. Ayat ini mengajarkan kita untuk senantiasa berpegang teguh pada kebenaran, mencari ilmu yang sahih, dan tidak mudah terombang-ambing oleh prasangka atau informasi yang belum terverifikasi.
Penting bagi seorang Muslim untuk senantiasa merujuk pada sumber-sumber ajaran Islam yang murni, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, serta tafsir para ulama yang terpercaya. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari kesesatan dan keraguan yang berujung pada penolakan terhadap ayat-ayat Allah, sebagaimana yang terjadi pada kaum Yahudi yang menolak kenabian Isa alaihissalam.
Surah An Nisa ayat 157 merupakan pengingat abadi akan hakikat kebenaran yang tidak dapat dipadamkan oleh kebohongan manusia. Ia mengajarkan kita tentang hikmah di balik setiap peristiwa, pentingnya keyakinan yang kokoh, serta konsekuensi dari setiap pilihan yang kita ambil dalam berinteraksi dengan ajaran agama.